Jumat, 08 Februari 2013

Nyanyian di Hati - 4



Telah banyak seminar yang diadakan di gereja maupun di persekutuan mengenai pentingnya Puji-pujian. Di Alkitab juga banyak diceritakan peristiwa tentang pentingnya pujian dan kuasa yang menyertai.
Bangsa Israel merayakan pembebasan mereka setelah menyeberangi laut Merah dan tentara Mesir binasa di dalam laut - dengan menyanyikan nyayian bagi Tuhan, "Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan pengunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut." (Keluaran 15:1)
Ketika berhasil memperoleh tanah Perjanjian, TUHAN meletakkan sebuah nyanyian untuk diajarkan Musa kepada umat Israel agar mereka tidak melupakan pertolongan TUHAN. Nyanyian itu menjadi saksi bagi TUHAN terhadap orang Israel (Ulangan 31:19-22). Lagu pujian itu akan muncul di dalam hati umat Israel saat mereka berbalik terhadap TUHAN, dan mengingatakan kembali akan kasih setiaNya.
Daud adalah pemazmur yang terkenal sepanjang masa. Dia pencipta dan penggubah syair lagu pujian dan penyembahan - dimana lirik lagunya tetap mengilhami penciptaan lagu-lagu pujian dan penyembahan sampai tiga ribu tahun kemudian di masa sekarang ini. "Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel" (Mazmur 22:3) adalah ayat yang terkenal yang dipakai untuk menunjukkan bahwa Allah bertahta di atas pujian.
Yosafat raja Yehuda mengalahkan bani Moab, bani Amon dan orang-orang dari pegunungan Seir bukan melalui pertempuran tetapi melalui puji-pujian (2 Tawarikh 20:1-28). "Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon, Moab dan orang-orang dari pegunungan Seir yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah." (2 Tawarikh 20:22)
Pada masa PB, sesudah berita kelahiran Tuhan Yesus disampaikan kepada para gembala; para malaikat dan bala tentara sorga memuji Allah, "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." (Lukas 2:13,14).
Selanjutnya sebelum Tuhan Yesus menyongsong penderitaannya di bukit Zaitun, Dia bersama para muridNya mendahului dengan menyanyikan nyanyian pujian. (Matius 26:30).
Paulus dan Silas di dalam penjara berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah, dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka (Kisah 16:25). Dengan doa dan nyanyian pujian, Tuhan membebaskan rantai yang membelenggu dan membuka pintu penjara.
Dan sebagai puncaknya, di sorga semua orang yang diselamatkan menyembah Allah dengan menyanyikan pujian, suatu nyanyian baru bagiNya. (Wahyu 5:9, 14:3).
Betapa hebat dan dahsyat kuasa puji-pujian itu! Bahkan Lucifer sebelum berdosa dengan memberontak kepada Allah adalah malaikat pemimpin puji-pujian. Pemimpin puji-pujian mempunyai kedudukan yang tinggi di sorga.
"Allah bersemayam di atas puji-pujian," kata Daud si pemazmur.
* * * *
Dahulu di rumah adanya pemutar PH (Piringan Hitam). Lagu PH masih terbatas, tidak seperti era MP3 sekarang ini. Musik yang kami sukai adalah pop Indonesia ataupun Inggris, seperti Koes Plus, Dara Puspita ataupun John and Dean. Kemudian mulai marak radio kaset, dengan penyanyi pop lokal yang mulai menjamur. Kaset lagu barat pun juga banyak beredar dengan durasi 60 menit atau 90 menit.
Tetapi diantara semua keping PH maupun kaset yang saya punya, ternyata hanya terdapat beberapa lagu lagu rohani saja. Dan dari beberapa lagu rohani, hampir semuanya adalah lagu-lagu Natal! Bisa dibayangkan dari kecil saya lebih banyak mendengar lagu pop daripada mendengar lagu Rohani. Lagu rohani hanya diputar pada sekitar bulan Desember saat perayaan Natal; selebihnya tidak ada lagi.
Saat itu saya tidak melihat hal yang aneh dengan komposisi PH ataupun kaset yang kami miliki. Dari kecil saya menikmati sekali lagu-lagu pop yang selalu diputar di rumah. Saya ingat, sudah hafal lagu "Kupu-kupu Malam" yang dinyanyikan Titiek Puspa sebelum bisa membaca dan menulis. Saya juga hafal lagu John Lenon yang berjudul "God" dengan syair, "God is a concept, by which we measure .... I don't believe in Bible - I don't believe in tarot - I don't believe in Hitler - I don't believe in Jesus ... I just believe in me .."
Memang pada awalnya PH maupun kaset yang membeli adalah orang tua ataupun kakak-kakak saya. Tetapi setelah itu saya juga mulai mengoleksi sendiri kaset pop Indonesia maupun Barat. Bahkan pada kemunculan aliran Heavy Metal, saya juga ikut larut untuk menikmati musik keras Motley Crue dengan lagu andalannya, "Shout at the Devil - He'll be the love in your eyes - He'll be the blood between your thighs ...." Bagi saya itu adalah keren sekali saat volume pada posisi maksimal dan dentuman drum menghentak-hentak.
* * * *
Dari beberapa saja kaset rohani, ada satu kaset Rohani yang diberikan oleh saudara yang merekam sendiri lagu group bandnya. Sesuatu yang langka pada waktu itu. Saya menyukai satu lagu yang judulnya tidak tahu, tapi syairnya seperti ini, "Ku tak tahu esok hari, apa yang kan terjadi - Bukanlah sinar mentari, sebagai pedoman hati - Ku tak takut menghadi masa depanku nanti, karena peganganku kini sabda Yesus abadi. Peristiwa esok hari, tiada aku mengerti - Tapi aku tahu pasti, Tuhan yang memberkati."
Ternyata itu adalah lagu yang diberikan Tuhan di dalam hati saya. Lagu itu saya hafal dan selalu muncul pada saat saya menghadapi kegentaran. Yang pertama saya ingat sekali adalah saat menghadapi ujian kelas enam SD. Setelah itu saat menantikan pengumuman masuk SMP maupun SMA. Itu adalah saat-saat yang genting, karena saya hanya mendaftar di satu sekolah saja. Kalau gagal, saya akan kesulitan mencari sekolah yang lain - ataupun kalau dapat, itu bukan merupakan sekolah unggulan lagi.
Itu adalah lagu yang secara spontan muncul di hati saya, yang membuat saya menjadi merasa nyaman dan tenang. Sehingga setiap saat menghadapi masalah saya selalu bersenandung lagu itu. Saat itu saya tidak menyadari mengapa hal itu bisa terjadi, karena saya belum pernah menerima penjelasan mengenai kuasa lagu Pujian di gereja atau pun di keluarga.
* * * *
Saya mulai mengikuti persekutuan maupun seminar-seminar rohani baru selepas SMA. Salah satu pembahasan yang sangat berkesan adalah mengenai "Kuasa puji-pujian." Saat itu saya baru menyadari bahwa lagu-lagu yang telah saya dengar dan mengendap di dalam pikiran, kebanyakan adalah lagu yang tidak memuliakan Tuhan. Bahkan beberapa yang saya hafal diluar kepala dan tentunya sudah masuk ke dalam hati adalah lagu-lagu satanis yang sangat menghujat Tuhan Yesus.
Saat itu saya minta ampun sama Tuhan dan benjanji untuk memulihkan hati dengan mengisinya melalui lagu-lagu pujian dan penyembahan. Saya mulai membeli kaset lagu rohani dan berkomitmen untuk secara pribadi mendengarkan lagu rohani saja.
Sekarang di rumah, setiap saat yang terdengar di player MP3 hanya koleksi lagu rohani saja. Di mobil hanya ada lagu rohani. Saat mengendarai motor atau berjalan kaki saya bersenandung lagu rohani. Setahap demi setahap, akhirnya dengan sendirinya lagu pujian selalu berkumandang di hati, yang tidak sempat membuat pikiran melayang ataupun kosong. Bahkan pada saat pikiran mengambang saat sebelum tidur, senandung lagu pujian itu tetap bergema di dalam hati.
Dengan mendengar lagu pujian di mobil, carut marutnya lalu lintas tidak membawa pengaruh apa-apa bagi saya. Saya tetap merasa tenang dan tersenyum melihat mobil angkot, becak atau motor ojek dengan seenaknya berhenti atau memotong jalan. Yang justru muncul adalah rasa kasihan, melihat mereka begitu bersusah payah mengejar setoran di tengah persaingan yang ketat sesama mereka. Lagu pujian yang terdengar justru memampukan saya untuk mendoakan dan memberkati mereka semua.
Kuasa lagu pujian yang senantiasa terdengar memang begitu nyata, yang membuat hati selalu diliputi damai dan sukacita. Bahkan lebih dari itu, lagu pujian juga akan muncul setiap saat dibutuhkan - terutama ketika menghadapi masalah atau kegalauan dalam hidup.
* * * * *
Ternyata setelah sekian lama lagu pujian berkumandang di dalam hati dan pikiran, saya mulai menyadari bahwa itu bukan hanya sebaris nada dengan syair yang indah. Tetapi lebih mengagumkan daripada yang kita bayangkan. Lagu pujian sebetulnya diciptakan oleh Allah sendiri, dan ada kuasa yang menyertainya.
Kalau dalam hati muncul senandung lagu pujian, itu sebenarnya adalah karya Roh Kudus sendiri yang menggerakkan roh kita untuk senantiasa memuji Tuhan. Dia rindu agar hati anak-anakNya selalu melekat hanya pada kasihNya.
Adalah suatu pilihan, apakah kita dengan rela mau terhisap dalam kedamaian kasih Allah dengan selalu mendengar dan menghayati lagu pujian di setiap saat langkah hidup kita. Memang awalnya terasa berat, karena hati kita telah begitu melekat dengan semua ingatan yang menyertai nada dan lagu kenangan yang sudah tertanam di dalam hati. Akan tetapi kuasa lagu pujian akan membasuh semuanya itu, dan menggantikannya dengan sukacita dan damai sejahtera yang datangnya dari surga.
------------------
(Indriatmo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar