Rabu, 06 Februari 2013

NAFAS HIDUP, SEBUAH ANUGERAH YANG DISIA-SIAKAN



Ada hamba Tuhan di sebuah ibadah menyampaikan bahwa orang Kristen sebaiknya jangan terlalu berharap pada mujizat. Hidup itu harus berusaha, jangan sedikit-sidikit mengharapkan mujizat. Mungkin hamba Tuhan yang lulusan sekolah Alkitab ini menganut paham materialisme yang meyakini bahwa kehidupan itu ada dengan sendirinya, tidak memerlukan campur tangan dan mujizat Allah.

Ada seorang heavy smoker (perokok berat) waktu diingatkan mengenai bahaya merokok, memberikan argumen yang keras bahwa dengan merokok dia membantu menghidupi banyak orang yang bekerja di perusahaan rokok. Sebuah pengorbanan yang sangat mulia ... :(

Apa hubungan mujizat dan paru-paru yang dicemari oleh asap rokok?

Di jaman modern ini banyak orang mengabaikan nafasnya yang sebenarnya adalah mujizat pemberian Allah yang sangat mahal. Mari kita coba menghitung, berapa harga nafas manusia dalam sebulan :



- Harga Oksigen di Rumah Sakit adalah Rp 25 ribu per liter
- Harga Nitrogen di Rumah Sakit adalah Rp 10 ribu per liter

Dalam sehari manusia menghirup 2.880 liter Oksigen dan 11.376 liter Nitrogen, maka dalam sehari biaya yang dibutuhkan untuk bisa bernafas dengan sehat adalah : Rp 185 juta!

Jika dihitung dalam sebulan, maka jumlah pengeluaran untuk bernafas adalah Rp 185 juta X 30 hari = Rp 5,5 Milyar per bulan/orang. Betapa mahalnya !!!

Sekarang ini banyak orang Kristen menyia-nyiakan hidupnya bahkan nafasnya setiap hari dijejali dengan asap rokok, sama sekali tidak menyadari betapa mahal biaya yang harus dikeluarkan jika harus membeli sendiri kebutuhan oksigen dan nitrogen.



Mereka akan bisa menyadari setiap tarikan nafas adalah mujizat yang ajaib dari Tuhan ketika sudah terkapar di rumah sakit dengan selang oksigen terpasang di hidungnya.

Setiap proses kehidupan dalam tubuh manusia adalah mujizat yang dilakukan sendiri oleh Tuhan, bukanlah peristiwa kebetulan. Jika kita masih bisa menikmatinya itu semata-mata adalah kasih anugerah dan bukti mujizat ajaib dari Tuhan sendiri yang terjadi terus-menerus seumur hidup.

Setiap tarikan nafas adalah mujizat yang sebaiknya kita syukuri dengan penuh kerendahan hati di hadapan Tuhan, dengan menyadari bahwa kita tidak perlu membayar Rp 185 juta sehari atau Rp 5,5 milyar sebulan. Semuanya kita terima dengan gratis dan belimpah-limpah. Tuhan memberikannya dengan cuma-cuma karena Dia tahu bahwa kita tidak sanggup membayarnya!

Berikut ini ini cerita mengenai anugerah yang dianggap biasa, seperti halnya anugerah nafas kehidupan yang telah kita terima dengan cuma-cuma setiap hari.

---

Satu kali ketika membuat kue, Tina teringat kepada seorang nenek yang tinggal seorang diri di sebelah rumahnya. Tina kemudian menyisihkan kue buatannya dan mengantarkan ke rumah nenek Omi di sebelah.

“Nenek sangat suka," kata nenek waktu menerima kue itu.

Melihat nenek Omi suka, seminggu kemudian Tina kembali membawa kue yang sama. "Terima kasih," jawab nenek singkat.

Lebih dari seminggu, komentar Nenek Omi kembali berbeda. "Tumben, kamu telat sehari," sahutnya.

Minggu selanjutnya, "Kuemu agak kemanisan. Nenek lebih suka rasa buah daripada coklat."

Karena sibuk, minggu selanjutnya Tina tidak sempat membuat kue, dan ketika ia berangkat kerja dan melewati rumah si nenek, nenek Omi keluar dan berteriak, "Hei Tina, mana kue nenek?"

---

Satu kutipan berkata,

“Saat kita melihat berkat yang sama setiap hari, kita akan tidak memperhatikannya lagi.
Ketika tidak lagi memperhatikan, kita berhenti menghargai.
Ketika tidak menghargai, kita berhenti bersyukur.
Ketika kita tidak bersyukur, kita mulai mengeluh."

Jika hari ini kamu menangis, bersyukurlah karena kamu tidak membuat orang lain menangis ...

Jika hari ini kamu disakiti, bersyukurlah karena kamu tahu rasa sakit dan tidak menyakiti orang lain ...

Jika hari ini kamu dikecewakan , bersyukurlah karena kamu tidak membuat orang lain kecewa ...

Apapun yang kamu alami hari ini, tetaplah bersyukur

Saat aku tak paham maksud Tuhan,
aku memilih ... percaya ... :|

Saat aku tertekan oleh kekecewaan,
aku memilih ... bersyukur ... O:)

Saat rencana hidupku berantakan,
aku memilih ... berserah ... :)

Saat putus asa melingkupiku,
aku memilih ... tetap maju ... :>

(diedit berbagai sumber)

* * * * *

Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Ratapan 3:22-23)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar