Rabu, 06 Februari 2013

RHEA F. MILLER - PENULIS HIMNE


Rhea F. Miller adalah putri satu-satunya pasangan Martin dan Bertha Ross, dari Brooktondale, New York. "Grampa Ross", begitulah Martin Ross dipanggil, adalah seorang pemabuk dan tidak mau tahu tentang agama. Meski demikian, istrinya, Bertha, adalah seorang yang setia kepada Tuhan. Kesetiaan istrinya dan doa dari keluarga serta teman-teman mereka, akhirnya mendatangkan keselamatan atas diri Grampa Ross, sehingga akhirnya ia terbebas dari alkohol. Sebagai hasilnya, Grampa Ross masuk ke dalam pelayanan dan menjadi pendeta di Gereja Baptis di Brooktondale. Howard Vassar Miller, calon suami Rhea, adalah anggota jemaat gereja Baptis tersebut. Ia diselamatkan pada tahun 1910, saat berusia 16 tahun. Itu tidak lama sebelum ia dan Rhea tertarik satu sama lain, dan setelah ia lulus dari Universitas Colgate, mereka pun menikah.


Rhea F. Miller (1894-1966)

Suatu hari pada tahun 1922, pada usianya yang ke-28 tahun, sambil berjalan di pekarangan rumah mereka di Brooktondale, Rhea mulai merenungkan kesaksian ayahnya tentang bagaimana ia dibebaskan dari alkohol dan tentang perkataannya, bahwa ia lebih memilih memiliki Yesus daripada memiliki semua emas dan perak yang ada di dunia, dan semua rumah dan tanah yang dapat dibeli dengan uang. Jadi, lagu itu tercipta, dan segera terbentuk lengkap dengan lirik dan musiknya. Pada tahun yang sama, ia dan suaminya, Howard, pindah ke Providence, Rhode Island. Di sana, mereka bergabung dengan The Church of Nazarene. Howard adalah seorang Kristen yang teguh dan seorang pembicara yang dinamis, sehingga ia segera dipanggil untuk melayani sebagai gembala The Church of Nazarene di Hartford, Connecticut pada tahun 1923.

Kemudian, Howard menjadi Pengawas Distrik New England bagi The Church of Nazarene. Lingkup kerjanya mencakup kawasan yang terdiri atas 6 negara bagian dan sebagian besar wilayah Kanada Timur. Pada tahun 1929, Howard kembali ke New York dan menjadi Pengawas Distrik di sana. Pada tahun 1939, ia menjadi Dekan Agama di Northwest Nazarene College di Idaho. Pada tahun yang sama, George Beverly Shea menemukan lagu ciptaan Rhea ("I’d Rather Have Jesus") dalam bentuk puisi dan kemudian mengaransemen ulang musiknya. Pada tahun 1940, Dr. Miller terpilih sebagai salah satu Pengawas Umum The Nazarene Church. Ia meninggal di Brooktondale, tiga hari setelah Natal pada tahun 1948, saat membelah kayu bakar di belakang rumah keluarga mereka di Brooktondale, New York.

Rhea adalah seorang pianis yang andal, dan mengajar piano untuk menghidupi dirinya setelah suaminya meninggal. Ia hanya memiliki satu tujuan ketika mengajar, yaitu masuk ke sebanyak mungkin rumah pendeta dan mengajar anak-anak mereka cara bermain piano secara gratis, sehingga ketika anak-anak itu dewasa, mereka memiliki sesuatu untuk diberikan pada Gereja. Rhea adalah seorang wanita yang menarik, bersemangat, sehingga sangat positif dan menggembirakan. Ia memiliki gaya klasik dan itu ditunjukkannya dalam musiknya sendiri yang ia tuliskan pada lagu "I’d Rather Have Jesus". Ia adalah jemaat setia dari gereja Church of The Nazarene Brooktondale, yang telah dimulai oleh ayahnya sendiri, Grampa Ross. Saya baru berusia 17 tahun saat itu, dan ayah saya adalah seorang pendeta. Ketika saya dan istri saya menikah, tanggal 10 April 1955, ia memainkan piano dalam pernikahan kami. Saya masih bisa melihat dia dengan mobil Nash Coupe 1948 abu-abu mungilnya, berkendara ke suatu tempat untuk mengajar piano.

Grampa Ross meninggal pada tahun 1957, tetapi Rhea dan ibunya, Bertha, tinggal di daerah itu selama yang mereka bisa. Kami mengadakan pertemuan doa tengah minggu di rumah mereka, untuk menghemat biaya penggunaan pemanas bertenaga bensin di gereja. Anda tidak pernah tahu kapan benda itu bisa cegukan dan menebarkan asap hitam ke seluruh gereja. Selain itu, di gereja tidak ada air. Mereka memiliki anjing berjenis Cocker Spaniel yang mereka keluarkan ke bagian belakang rumah dan menyuruhnya tinggal di sana selama kebaktian doa kami. Entah bagaimana, anjing itu tahu ketika ayah saya berdoa dan berkata, "Amin", menandakan kebaktian berakhir, dan anjing itu akan menerobos ke ruang tamu untuk menyapa kami semua.

Rhea akhirnya menderita penyakit Parkinson dan mulai kehilangan kendali atas tangan kirinya. Sejak saat itu, hati saya merasa sedih saat melihat perjuangannya bermain piano. Ia dan ibunya pindah dari daerah kami ke Chilicothe, Ohio, segera setelah ayahnya meninggal. Di sana, putrinya, Betty, bersama suaminya, Bob Quanstrom, adalah gembala bagi Church of Nazarene. Kami sangat sedih ketika mendengar ia meninggal pada tahun 1966.

Kantor pusat dan bumi perkemahan yang dimiliki Church of Nazarene untuk daerah Upstate New York terletak di Brooktondale. Tanah itu merupakan hasil usaha keluarga Ross dan Miller bersama-sama, hasil akhir dari visi bersama Pdt. Ross dan Dr. Miller. Di sana, pertemuan kamp selalu diadakan pada tanggal 4 Juli setiap tahun, kecuali hal itu bersamaan dengan jadwal Konferensi Umum.

Jika Anda ingin mendengar "I’d Rather Have Jesus" dinyanyikan dengan makna yang baru, Anda perlu datang dan mendengarnya di sini, tepat di mana lagu itu diciptakan. Saya menyanyikan lagu itu di mana pun saya pergi dan memberi tahu orang-orang, bahwa lagu itu bernuansa setengah Wesleyan dan setengah Nazarene; karena George Beverly Shea adalah seorang Wesleyan, dan Rhea adalah seorang Nazarene. Dan, berkat seorang pengkhotbah Baptis bernama Billy Graham, lagu itu tersebar ke seluruh dunia. Saya berada di sebuah Gospel Quartet selama bertahun-tahun dan kami bernyanyi di gereja rumah Bev Shea, yang jika saya ingat dengan benar, berada di Rutherford, New Jersey.

Inilah sebagian dari kisah "I’d Rather Have Jesus". Saya sudah membaca beberapa buku tentang kisah-kisah himne, tetapi belum menemukan satu kisah yang menceritakan bagaimana lagu itu benar-benar diciptakan. (t/Jing Jing)

(Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:/Nama situs: Hymnary.org/Alamat URL: http://www.hymnary.org/person/Miller_RF?tab=hymnals/Judul artikel: Rhea F. Miller/Penulis artikel: Ron Kelly, Jr./Tanggal akses: 17 Januari 2013/i-kan-bio-kristi)

* * * * *

TAHUKAH ANDA: SEJARAH LAGU "YESUS YANG KUPILIH"


Judul lagu: I'd Rather Have Jesus
Penulis: Rhea F. Miller
Komposer: George Beverly Shea

Yesus yang kupilih, bukan harta. 'Ku milik Yesus, bukan milik harta.
Yesus yang kupilih, bukan gedung, biar tangan-Mu menuntun daku.
'Ku tak mau jadi raja dunia, di bawah kuasa dosa.
Yesus yang kupilih, bukan dunia, serta kemewahannya.

Yesus yang kupilih, bukan mulia. 'Ku mau berkorban milik Tuhan.
Yesus yang kupilih, bukan nama, rela setia kabarkan Injil.
'Ku tak mau jadi raja dunia, di bawah kuasa dosa.
Yesus yang kupilih, bukan dunia, serta kemewahannya.

George Beverly Shea adalah seorang penginjil Kristen. Ia dikenal mulai tahun 1947, yaitu sejak ia bersama kelompok Billy Graham Evangelistic Association, mengadakan rekaman-rekaman kaset, reli-reli rohani di televisi, dan program radio "Hour of Decision". Lantunan suaranya untuk lagu-lagu rohani selalu dikarakteristikkan ke dalam kualitas vokal bas-bariton yang hangat. Tidak diragukan lagi, lagu "YESUS YANG KUPILIH" menjadi lagu yang paling disukai dan satu-satunya lagu yang ia tulis sendiri aransemennya. Lagu itu menjadi "trademark" George sampai sekarang.


George Beverly Shea

George lahir di sebuah keluarga Kristen yang taat, di Winchester, Ontario, Kanada pada tanggal 1 Februari 1909. Ayahnya seorang hamba Tuhan yang sangat setia pada Injil. Ayahnya melayani di Wesleyan Methodist Church dan ibunya memunyai kehidupan rohani yang kuat dan sangat berpengaruh dalam kehidupan George, khususnya dalam bidang musik. George tumbuh di lingkungan perumahan pendeta di New York dan New Jersey. Teman-teman George dan keluarganya sudah mengetahui talenta musik dan suaranya yang menggetarkan. George juga menyanyi secara rutin di gereja ayahnya dan di gereja-gereja lain. Setelah menyelesaikan sekolah menengah, George masuk di Houghton College di New York pada tahun 1928-1929. Karena kesulitan keuangan, George terpaksa keluar dan bekerja sebagai pegawai kantor asuransi di New York. Selama waktu itu, ia tetap tinggal bersama orang tuanya sementara sang ayah melayani di Jersey.

Terkait dengan lagu di atas, George menceritakan dalam bukunya "Songs that Touch the Heart", demikian:

"Ibu adalah pembimbing musik saya. Ia suka sekali mengoleksi bunga, burung, puisi, dan ungkapan-ungkapan bijak. Ia sering membagikan koleksinya dan ia selalu membuat kliping untuk koleksinya itu. Suatu kali, ia meninggalkan tulisannya di rak musik piano. Tulisan itu mendorong saya menulis lagu 'YESUS YANG KUPILIH'. Pada hari Minggu paginya, saya membaca lirik lagu itu, membuat aransemennya, dan menyanyikannya dalam kebaktian di gereja ayah saya. Tentu saja, ibunya, Rhea F. Miller, adalah katalisatornya. Tanpa inspirasi lirik dari ibu saya, tidak akan ada lagu 'YESUS YANG KUPILIH'. Saya tidak pernah menyanyikan lagu seperti ketika saya menyanyikan lagu ini tanpa sedikit pun mengecilkan peran ibu saya."

Tanggal 16 Juni 1934, George menikah dengan Eram Scharfe dan dikaruniai dua orang anak. Mereka pindah ke Chicago, di mana George bekerja sebagai staf stasiun radio WMBI. Pada bulan Juni 1944, George merealisasikan keinginannya untuk menyanyi lagu-lagu rohani pada program radio nasional "Club Time". Selama lebih dari 3 dekade, George melayani bersama Billy Graham Evangelistic Team melalui siaran radio dan televisi, maupun keliling dunia. Tahun 1956, George menerima gelar doktor kehormatan dari Houghton College sebagai pengakuan atas kerja keras, kesetiaan, dan keefektifan sebagai pelayan Kristen.

(Diambil disunting seperlunya dari:/Nama situs: GEMA (Gudang Elektronik Musik dan Audio)/Alamat URL: http://gema.sabda.org/sejarah_lagu_yesus_yang_kupilih_ppk_44_b/Judul asli artikel: Sejarah Lagu "Yesus Yang Kupilih" (PPK 44 B)/Penulis artikel: Tidak dicantumkan/Tanggal akses: 17 Januari 2013/i-kan-bio-kristi)

* * * * *

Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! (Mazmur 103:1,2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar