Jumat, 08 Februari 2013

Nyanyian di Hati - 2

(kesaksian)

Di dalam sebuah kelompok pemahaman Alkitab, Pendeta bertanya kepada para peserta, "Apakah di dalam hati Anda sering terdengar Lagu Pujian?". Sebuah pertanyaan yang terdengar cukup aneh, yang mungkin juga agak tidak masuk akal bagi sebagian orang.
Tetapi ternyata satu persatu yang hadir memberikan jawaban, bahwa di dalam hati mereka selalu muncul lagu-lagu Pujian sehingga membuat mereka bersenandung, bahkan saat pikiran mulai mengambang di waktu tidur; lagu-lagu Pujian itu tetap muncul di dalam hati.
Ketika itu saya juga memberikan sharing yang sama. Ada lagu Pujian yang terus-menerus muncul di dalam hati. Lagu apa saja; mulai dari lagu sekolah minggu, lagu bahasa Jawa, lagu Kidung Jemaat, lagu persekutuan - dimana lagu itu muncul begitu saja berulang-ulang serta tepat seperti situasi yang sedang dihadapi saat itu.
* * * *
Saya masih ingat akan sebuah lagu Pujian yang muncul di dalam hati saya ketika sedang menghadapi ujian akhir kelas enam SD. Syairnya begini, "Ku tak tahu esok hari, apa yang kan terjadi - Bukanlah sinar mentari sebagai pedoman hati - Ku tak takut menghadapi masa depanku nanti - Karena peganganku kini, sabda Yesus abadi - Peristiwa esok hari tiada aku mengerti - Tapi aku tahu pasti Tuhan yang memberkati."
Lagu itu muncul dalam hati, dan terus saya senandungkan selama mengikuti ujian SD. Lagu itu menguatkan saya untuk menjalani ujian SD dengan baik dan saya bisa melanjutkan ke sekolah pilihan saya, SMP Domenico Savio.
Ada juga lagu yang menguatkan saya saat membuat Tugas Akhir. Itu adalah saat yang sangat berat karena setiap orang harus membuat satu perangkat elektronik seorang diri. Ketika itu saya akan akan membuat pengukur frekuensi dimana banyak komponen utamanya harus dibeli dari Inggris.
Setelah semuanya komponennya dapat dibeli dangan lengkap dan mulai dibuat, ternyata alat itu tidak berfungsi. Berbulan-bulan saya cari penyebabnya dan tetap tidak ketemu. Saya menjadi sangat tertekan dan hampir putus asa, karena proyek yang sangat saya banggakan ternyata gagal.
Pada saat itu Tuhan memberikan sebuah lagu yang indah di dalam hati saya, "Rendahkanlah hatimu di bawah kuasa darah Tuhan - Supaya kau ditinggikan pada waktunya - Serahkanlah kuatirmu padaNya - Sebab Dia pelihara kan mu; Dia perlihara mu."
Pada saat itu saya sadar atas teguran Tuhan, karena saya begitu membanggakan rencana proyek yang saya ajukan. Saya ditegur dan diingatkan oleh Tuhan untuk hanya bergantung dan mengandalkan Dia. Melalui lagu Pujian itu saya kemudian mendapat semangat baru dan menggantinya dengan proyek yang lain yaitu Interkoneksi Telpon.
Saat memulai proyek yang kedua itu ada sebuah lagu Pujian yang lain yang diletakkan Tuhan dalam hati saya yaitu, "Jalan luas membentang di depanmu, melukiskan kehidupanmu di dunia - Tiada satu pun yang tahu ke mana arah yang pasti dituju - Pandanglah terang sinar bintang fajar Tuhanmu - Agar kau dapat terus berjalan dalam cahaya kehidupan - Orang yang menaruh iman kepada Tuhan tak kan menemui jalan yang suram - Karena cahaya mentari bersinar terang, memancarkan kasihNya dari ketinggian."
Dengan lagu itu, saya melupakan semua kegagalan menyakitkan yang baru saja saya alami - dan membuat saya yakin bahwa Tuhan akan menolong saya menyelesaikan proyek pengganti ini. Dan janji Tuhan itu terbukti, ketika saya hanya bergantung hanya padaNya dan tidak menyombongkan diri dengan kemampuan akal pikiran saja - maka Tugas Akhir saya dapat diselesaikan dengan baik.
Setelah selesai kuliah dan pertama kali bekerja di Jakarta, ada satu lagu Pujian yang menjadi kenangan yang indah di hati saya, "Seperti rusa rindu sungaiMu jiwaku rindu Engkau - Kaulah Tuhan hasrat hatiku, ku rindu menyembahMu - Engkau kekuatan dan perisaiku, kepadaMu rohku berserah - Kaulah Tuhan hasrat hatiku ku rindu menyembahMu - Yesus, Yesus kau bararti bagiku - Yesus, Yesus, kau segalanya bagiku."
Semua lagu itu menjadi kenangan yang manis tentang penyertaan Tuhan yang begitu ajaib di setiap saat dalam hidup saya. Jika saya menyanyikan lagu itu, saya jadi teringat akan semua suasana dan pergumulan hidup saya saat itu - dan bagaimana pada akhirnya Tuhan menolong dengan sempurna. Itu yang selalu menguatkan saya untuk tidak pernah kuatir menghadapi apa pun, karena masing-masing lagu itu mengingatkan akan setiap tahapan campur tangan Tuhan.
Ada satu kebiasaan di rumah bersama Ibu, yaitu kami berdoa bersama-sama sebelum melepas anggota keluarga untuk bepergian di luar kota atau luar negeri. Doa dalam bahasa Kromo Inggil (Bahasa Jawa Halus) yang dipimpin oleh ibu, selalu ditutup dengan menyanyikan sebuah lagu, "Gusti nuntun lampah kulo, saklangkung nggen kulo begja - Teng apundi purug mami, tansah kulo dipun kanthi - Nggih Gusti kang nganthi mami, asataNyo piyambak kang nganthi - Sun dherek teng pundi-pundi, wit kinanthi dening Gusti." (Tuhan menuntun hidupku, betapa jua nasibku - Di tiap saat dan kerja, tetap kurasa tanganNya - Tuhanlah yang membimbingku, tanganku dipegang teguh - Hatiku menyerah penuh, tanganku dipegang teguh)
Lagu Kidung Pasamuwan itu begitu melekat di dalam hati, dan senantiasa muncul saat saya melakukan perjalanan jauh, baik saat ke luar kota ataupun luar negeri. Lagu itu membuat persaan saya tenang, karena ada ingatan yag kuat dari kecil sejak mulai bisa belajar menyanyi bersama Ibu, dan doa yang diucapkan oleh dalam bahasa Kromo Inggil. Tuhan menuntun kemana pun saya melangkah dengan setia dan lembut; dari kecil sampai saat ini dengan kasih yang tidak pernah berubah.
Seperti Tuhan meberikan lagu Pujian kepada Musa untuk diajarkan kepada umat Israel agar mereka tidak melupakan pertolongan Tuhan, saya juga percaya bahwa semua lagu Pujian itu diciptakan sendiri oleh Tuhan untuk menuntun dan mengingatkan anak-anakNya akan kasih setia dan pertolonganNya.
Seperti Daud yang hatinya melekat padaTuhan melalui Mazmur yang dinyanyikannya, lagu Pujian juga membuat jiwa kita senantiasa melekat pada kasihNya yang tak berkesudahan. "Tuhan ku rindu Engkau, kucari wajaMu - Jiwaku haus kepadaMu oh Tuhan -Bagaikan tanah kering, yang tiada berair - Tanpa kasih Tuhan hidupku tak berarti - Bawalah daku terbang tinggi bagaikan rajawali - Bersama Tuhan makin tinggi, terbang dalam kemuliaanMu - Jiwaku melekat padaMu, padaMu Tuhan."
* * * *
Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. (Mazmur 40:3)
Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian (Matius 21:16)
--------------
(Indriatmo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar