Jumat, 08 Februari 2013

Nyanyian di Hati - 3



(Lagu adalah Mantera!)

Ada seorang pemuda yang bertanya, "Pak bagaimana supaya nyanyian pujian selalu muncul dalam hati saya?" Saya balik bertanya, "Kamu bisa menyanyikan lagu-lagu pujian?" Dan dia menjawab dengan bangga, "Tentu saja. Saya bisa lagu Kidung Jemaat dan hafal semua lagu persekutuan."
Saya meneruskan pertanyaan, "Kamu punya CD rohani di rumah?" Dijawab, "Ada beberapa." Saya bertanya lagi, "Berapa persen dibandingkan dengan CD non rohani?" Dia diam sejenak dan menghitung jumlah CD yang ada di kamarnya, dan berkata dengan pelan, "Ya... kurang dari sepuluh persen."
Saya kemudian mulai bisa memetakan pola lagu-lagu yang ada di hatinya dengan satu pertanyaan lagi, "Berapa banyak dalam sehari kamu mendengarkan CD rohani dibandingkan dengan non rohani?" Dia menjawab tepat seperti yang saya pikirkan, "Kadang-kadang saja." Itu artinya bahwa dalam kesehariannya; telinga pemuda itu selalu mendengar lagu-lagu pop kesukaannya, diingat, dihafal, dihayati dan meresap di dalam hatinya!
Itulah sebabnya maka dia lebih mudah putus asa saat menghadapi masalah karena lagu yang muncul di hatinya adalah lagu kesedihan dan patah hati. Dia menjadi anak yang pemberontak karena lagu-lagu heavy metal yang didengarnya mengatakan hal itu. Hafal ribuan lagu rohani tidak akan berarti apa-apa jika setiap hari yang didengar oleh telinga adalah lagu dunia. Lagu rohani tidak akan muncul di hati, karena lagu-lagu dunia telah mengendap di otak dan disimpan di hati setelah didengar berulang-ulang setiap hari. Lagu-lagu itulah yang ada di dalam hatinya, bukannya lagu pujian yang jarang didengar.
* * * * *
Saya selalu katakan: LAGU ADALAH MANTERA! Jangan mengira mantera itu hanya berupa litani doa yang diucapkan berulang-ulang pada sebuah ritual keagamaan.
Sebuah lagu bukan hanya iramanya, tetapi lebih dari itu: syairnya. Seorang penyanyi mungil wanita yang biasa menyanyikan lagu tentang kesedihan dan patah hati, dalam kenyataan hidupnya juga diwarnai kawin cerai, dan disia-siakan oleh suaminya.
Lagu "Sephia" yang menceritakan mengenai kekasih gelap, mengilhami banyak laki-laki untuk setuju memiliki seorang "sephia". Ada teman saya yang begitu menyukai lagu itu, dan berikutnya merasa bangga karena telah memiliki seorang kekasih gelap - walaupun di rumah ada seorang istri yang cantik dengan dua orang anak yang lucu.
Berikutnya bagaimana lagu TTM (Teman Tapi Mesra) membius banyak orang terutama mereka yang sudah memiliki pasangan tetap atau keluarga. Dan lagu itu menjadi legalisasi bagi mereka untuk memiliki pasangan selingkuh yang dikatakan sebagai TTM.
Orang boleh berkata bahwa itu kan hanya lagu pop biasa, yang didengar sambil lalu dan hanya untuk sekedar "have fun". Memang itu awalnya hanya lagu pop biasa, tetapi jika didengar, dihafal, dan terus-menerus masuk ke dalam telinga, maka secara tidak langsung akan masuk ke alam bawah sadar - masuk ke dalam hati sebagai sebuah "mantera" yang sakti.
Orang akan setuju dengan setiap kata yang ada di dalam lagu itu, seperti pada awalnya orang suka untuk mendengarkan irama lagu tersebut. Maka jangan heran, anak muda yang suka kepada lagu-lagu heavy metal akan memiliki sifat pemberontak yang luar biasa. Dentaman drum, maupun lengkingan gitar, bukan hanya untuk konsumsi telinga saja, tetapi secara langsung juga akan menggerakkan "daging" manusia untuk berpacu keras. Saya sendiri pernah mengalami "kencanduan" lagu Metallica dan kenyataannya saat itu susah untuk mengendalikan emosi.
Nyanyian dalam hati bisa dengan spontan muncul sesuai dengan lagu yang paling sering masuk ke dalam telinga, otak dan hati kita. Kalau setiap hari kita mendengar lagu mengenai patah hati, maka setiap saat ada dorongan dari dalam hati untuk bersikap murung dan patah semangat. Lagu apa pun yang sering dan berulang-ulang di dengar, akan termanifestasi di dalam diri dan kehidupan seseorang baik secara langsung atau pun tidak langsung. Itulah yang saya katakan sebagai : Lagu adalah mantera! Waspadalah terhadap lagu apa yang setiap hari kita suka dengarkan.
* * * * *
Jika lagu berpengaruh secara alam bawah sadar dan begitu mempengaruhi kehidupan seseorang, mengapa kita tidak mengarahkan untuk hal yang positif dan membangun? Saya pernah mendengar seorang gadis yang mahir bermain keyboard, diminta mengiringi sebuah lagu pop saat perayaan tahun baru di perumahan. Dia menjawab dengan polos, "Saya bisanya lagu rohani, tidak bisa lagu dunia."
Sombong sekali tampaknya; tetapi itu adalah pengakuan yang jujur dari seorang muda yang hidup kudus di hadapan Tuhan. Saya menghargai sekali komitmennya untuk hanya tahu lagu rohani saja, padahal bagi kaum muda dia bisa dicap "kurang gaul" atau bahkan "jadul" (Jaman Dulu - Old fashioned). Sebuah sebutan yang sangat ditakuti oleh orang muda.
Orang muda selalu ingin tampil update di depan teman-temannya. Banyak hal yang harus diketahui, harus dikuasai dan harus dimiliki supaya mereka tetap updated serta tidak "jadul." Ponsel baru, ringtone lagu yang nge-trend, bahasa SMS gaul, kaos dan celana gaul - tak ketinggalan lagu yang sedang nge-top.
Akan tetapi apakah yang orang yang tidak "ngetrend" karena lebih memilih hal yang rohani lalu kehilangan teman-temannya. Apakah mereka begitu terkucil dan tidak bisa hidup? Kenyataannya, jawaban untuk itu adalah : t-i-d-a-k. Sama sekali tidak.
Orang tidak akan mati karena tidak tahu lagu pop yang terbaru. Orang tidak akan mati karena tidak mengikuti "trend" yang berbeda firman Tuhan. Justru orang yang berani membayar harga untuk meninggalkan semuanya, dan hanya setia pada firman Tuhan - itu yang akan bertahan tetap, akan berhasil, dan menerima berkat yang luar biasa dari Tuhan sendiri.
Saya sering menantang para pemuda untuk membuang CD pop mereka dan menggantinya dengan CD rohani. Saya tantang mereka untuk membuktikan apakah lagu pujian yang setiap hari didengar akan memberikan berkat dibandingkan dengan lagu pop. Ada beberapa yang berani mencoba, tetapi lebih banyak yang takut dan mundur teratur.
Tidak membutuhkan waktu terlalu lama, saya bisa melihat perbedaan antara anak muda yang mau mencoba untuk mendengar hanya lagu rohani saja dan anak muda yang tidak mau mencoba. Ada ketenangan, penguasaan diri, sukacita dan harapan yang terpancar di wajah maupun tingkah lakunya. Dia tidak seperti seorang yang "jadul", sebaliknya justru dia lebih disukai oleh teman-temannya karena kepribadiannya yang semakin simpatik. Firman Tuhan tidak pernah mengecewakan bagi orang yang mempercayainya.
* * * * *
Contoh nyata dalam Alkitab yang bisa menguatkan mengenai prinsip hidup bisa kita lihat pada Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka menolak untuk menajiskan diri dengan santapan raja yang sebetulnya harus mereka terima. Apa yang kemudian terjadi - justru mereka mendapat kasih dari raja dan para pegawainya karena Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian kepada mereka.
Begitu juga Yusuf, orang muda yang mempunyai komitmen untuk hidup kudus dan takut akan Tuhan; walaupun statusnya adalah budak tetapi berani menolak godaan istrinya Potifar. Bagaimana pandangan orang di sekelilingnya? Dia tidak dikucilkan atau menjadi "jadul"; justru dimana pun berada, dia dikasihi oleh semua orang karena Tuhan membuat semua yang dikerjakannya berhasil.
Contoh yang paling agung diberikan oleh Tuhan Yesus saat berada di dunia. Saat itu Tuhan Yesus tidak mengikuti trend masa itu yang dibuat oleh orang Farisi maupun ahli Taurat. Bahkan Tuhan Yesus menjungkirbalikkan pemahaman mengenai hubungan dengan Allah dan sesama yang sudah dibuat oleh mereka. Memang Tuhan Yesus kemudian dimusuhi oleh orang farisi dan ahli taurat, tetapi saya bisa membayangkan bahwa kepribadian Tuhan Yesus yang suci begitu memikat hati semua orang yang bertemu denganNya.
* * * *
Ada satu percobaan dilakukan oleh para pemuda. Saya membagi mereka ke dalam tiga kelompok. Dalam satu minggu, mereka menanggapi masalah yang dihadapi dengan mendengarkan lagu, terutama didengarkan pada malam hari saat mereka tengah sendirian di dalam kamarnya. Kelompok pertama mendengarkan lagu pop yang melankolis. Bisa lagu cinta atau patah hati. Kemudian kelompok kedua hanya mendengarkan lagu rohani. Sedangkan kelompok yang ketiga adalah pengamat.
Setelah satu minggu berlalu, saya meminta kelompok pengamat untuk melihat penampilan fisik mereka. Disebutkan, kelompok pertama: muram, kusut, tidak memiliki semangat, bahkan ada yang mengatakan "amburadul". Sedangkan penampilan fisik kelompok yang kedua disebutkan sebagai: ceria, bersemangat, trendi, dan asyik.
Setelah itu ditanya tanggapan hati kedua kelompok saat bersedih mereka mendengarkan lagu masing-masing. Kelompok pertama mengatakan: tambah sedih, pilu, pikiran berputar-putar, bahkan ada yang menyampaikan "rasanya mau mati." Kelompok kedua menjawab: ada damai, senang, lupa akan masalahnya, dan gampang tidur.
Dari contoh nyata itu terlihat kekuatan nyata sebuah lagu, yang memperngaruhi fisik, hati maupun perasaan seseorang. Salomo, dengan hikmat dari Tuhan, tiga ribu tahun yang lalu sudah memperingatkan kita semua akan kuatnya pengaruh sebuah lagu dalam diri manusia. Dikatakan, "Orang yang menyanyikan nyanyian untuk hati yang sedih adalah seperti orang yang menanggalkan baju di musim dingin, dan seperti cuka pada luka." (Amsal 25:20). Suatu penggambaran yang sangat jelas akan dahsyatnya pengaruh sebuah lagu yang dinyanyikan terhadap diri seseorang, dimana sudah dibuktikan sendiri oleh para pemuda saat itu.
* * * * *
Berdasarkan pengalaman pribadi dan orang-orang yang sudah mencoba, manakala semakin kita sering mendengarkan lagu rohani, maka kerinduan untuk mendengarkan lagu sekuler semakin hilang dan semakin lenyap. Pada akhirnya kita tidak membutuhkan lagi semua koleksi lagu pop yang kita miliki, dan melupakannya. Setelah beberapa waktu terlewati, kita akan merasakan sesuatu hal yang aneh saat mencoba mendengarkan kembali lagu pop yang pernah kita sukai. Ada perasaan tidak nyaman saat mendengarkan syair lagunya.
Sebuah lagu bukan hanya irama dan musiknya, tetapi lebih dari itu: syairnya. Hati yang melekat pada Tuhan hanya bisa dipuaskan oleh lagu-lagu pujian yang menjadi makanan jiwa setiap hari. Sebagaimana "Lagu adalah matera", firman Tuhan yang terdapat dalam syair sebuah lagu pujian akan senantiasa muncul dalam hati yang memberi penghiburan, kekuatan, dan sukacita dalam menjalani hidup yang indah bersama Tuhan Yesus.
--------------
(Indriatmo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar