Kamis, 21 Februari 2013

DISAKITI, NAMUN TIDAK TERLUKA




Bila orang mengucapkan kata-kata yang tajam dan menyinggung perasaan Anda, bisakah Anda tidak terluka? Sebagian orang mungkin meresponinya dengan balas menyerang, marah, menyimpan sakit hati atau dendam. Hal-hal negatif itu hanya akan mendatangkan penyakit dan hilangnya damai sejahtera.

Namun,bila kita baca dalam 1 Samuel 1:17-27 ternyata ada respon yang lebih baik bila kita disakiti.
Waktu itu Saul baru diangkat menjadi raja. Perasaan hatinya mungkin senang bercampur takut. Ia pulang ke Gibea dan Tuhan menggerakkan orang-orang gagah untuk menyertai dia. Ada juga orang-orang yang memberikan hadiah. Namun, ada orang-orang dursila berkata, "Masakan orang ini dapat menyelamatkan kita!" (1 Samuel 10:7).

Samuel tidak terganggu dengan ucapan yang merendahkan dan melecehkan dia. Saul pura-pura tuli.
Begitu juga dengan Raja Daud dalam 2 Samuel 16:5-14. Ia dalam keadaan sedih dan tertekan. Anaknya sendiri Absalom memberontak sehingga Daud harus keluar dari istana dan pergi mengungsi. Ketika itu Simei salah seorang dari kerabat Saul mengejeknya dengan mengatakan Daud itu seorang dursila, seorang penumpah darah. Bahkan Simei melontarinya dengan batu. Abisai minta izin untuk memenggal kepala Simei yang kurang ajar, tetapi Daud mencegahnya. Daud tetap berfokus kepada Tuhan dan berharap pada Tuhan agar Tuhan memberikan yang baik sebagai ganti kutuk Simei.

Memori kita ada tiga macam: Memori singkat dimana kita menyimpan suatu peristiwa atau kenangan hanya dalam waktu 10 - 15 detik; memori jangka menengah dimana kita menyimpan ingatan dalam hitungan menit atau jam dan memori jangka panjang dimana kita menyimpan memori dalam hitungan hari, minggu, bulan, tahun bahkan sampai mati.
Kita bisa memilih mau masukkan kata-kata yang menyakitkan itu dalam memori yang mana. Saul dan Daud tidak menyimpan hal-hal yang menyakitkan dalam memori jangka panjang. Saul dan Daud menganggap sepi kata-kata yang menyakitkan mereka.

Fokus kepada Tuhan dan hal-hal yang baik akan membuat kita tidak terluka ketika kita disakiti. Tuhan Yesus sudah mengampuni kita, jadi kita pun mengampuni mereka yang menyakiti kita. Kita tidak bisa mencegah orang untuk tidak menyakiti kita. Tetapi kita bisa merespon sesuai firman Tuhan.Dan tentu saja kita juga yang menuai keuntungan bila tidak menyimpan sakit hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar