Apa
artinya MEZBAH? Mezbah adalah tempat bagi umat Tuhan membawa korban
persembahan mereka, tempat menaruh korban persembahan, dan tempat
penyembelihan. Dalam perjanjian baru, kita tidak lagi mengenal mezbah
yang terbuat dari batu-batu seperti waktu zaman Habel atau perjanjian
lama lainnya, tetapi mezbah yang dibangun di dalam perjanjian baru itu
adalah mezbah yang dibangun di dalam hati umat Tuhan! Dan di atas mezbah
hati itu, umat Tuhan membawa korban persembahan dari hidup mereka dan
korban persembahan rohani mereka kepada Tuhan.
Itulah sebabnya, Rasul Paulus menasehati kita dalam Roma 12:1-2, katanya :
“Oleh karena itu saudara-saudara, melalui kemurahan Elohim aku menasehati kamu agar mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, kudus, berkenan kepada Elohim, itulah ibadahmu yang bijak. Dan janganlah menjadi serupa dengan zaman ini, tetapi biarlah kamu diubah oleh pembaruan pikiranmu, agar kamu membuktikan apa itu kehendak Elohim, yang baik, yang berkenan, dan yang sempurna.” (ILT)
“Oleh karena itu saudara-saudara, melalui kemurahan Elohim aku menasehati kamu agar mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, kudus, berkenan kepada Elohim, itulah ibadahmu yang bijak. Dan janganlah menjadi serupa dengan zaman ini, tetapi biarlah kamu diubah oleh pembaruan pikiranmu, agar kamu membuktikan apa itu kehendak Elohim, yang baik, yang berkenan, dan yang sempurna.” (ILT)
Dari
pengenalan dan pengalaman bersama Tuhan, Tuhan telah mendidik dan
mengajar hati saya untuk mengerti suatu kenyataan bahwa Tuhan menghargai
kehidupan yang dibawa kepadaNya sebagai korban persembahan yang hidup
melebihi persembahan-persembahan apa pun yang dibawa orang kepadaNya.
Mengapa? Karena Tuhan menyukai si pembawa korban persembahan yang
menjadi penyembahNya dan yang mengerti bagaimana membawa hidupnya di
hadapanNya dibandingkan dengan korban persembahan secara terpisah.
Korban persembahan tanpa kehidupan bukanlah korban persembahan yang
disukaiNya!
Hal
ini tampak jelas dari kehidupan Ayub. Seorang penyembah yang tak
terpadamkan sekalipun digoncangkan, dihabisi, dan dibuat melarat.
Matt
Redman mengatakan, “Hati Tuhan disenangkan oleh seorang penyembah yang
tidak pernah berhenti menyembah, yang walaupun berada di tengah masalah,
masih tetap bisa melihat keindahan Tuhan!”
Seseorang
menjelaskan tentang penyembahan sejati, katanya : “Penyembahan yang
tergantung hal-hal eksternal untuk kelangsungan hidupnya sama sekali
bukanlah penyembahan yang benar. Penyembahan yang benar adalah apa tetap
tinggal pada diri kita ketika semua yang eksternal ini lenyap!”
Saya
ingin mengatakan kepada Anda! Iblis tahu bagaimana mengambil kambing
domba, lembu sapi dari Ayub. Sebelum kita lanjutkan, sebuah pertanyaan
menyela, “Mengapa iblis membidik kambing domba dan lembu sapi dari
Ayub?” Karena iblis menyangka ketika diambilnya hewan korban itu, maka
Ayub tidak dapat menyembahNya, dan tidak dapat menaruh hatiNya di
hadapan Tuhan bebarengan dengan naiknya asap korban persembahan yang
dibakar di hadapanNya. Iblis mengira bila Ayub tidak mempunyai hewan
korban itu, maka mezbahnya akan runtuh. Iblis sudah mulai tersenyum
karena ia mengira kemenangan sudah di depan mata.
Tiba-tiba!
Iblis yang sedang tersenyum itu kemudian berubah menjadi pucat pasi.
Mengapa? Karena kesenangannya mulai surut. Iblis menyadari akan suatu
kesalahan yang tidak diperkirakannya, dan kesalahannya adalah kesalahan
yang besar. Apa kesalah besar yang dilakukan iblis? Kesalahan besar yang
dilakukan iblis adalah ia tidak mengerti akan pewahyuan mezbah hati!
Jadi, sekalipun iblis telah berhasil mengambil hewan korban milik Ayub,
ia pikir Ayub akan “sekarat” di hadapan Tuhan, akan hilang
persekutuannya bersama Tuhan, dan akan seperti kebanyakan orang yang
segera meninggalkanNya dan memberontak di hadapanNya!
Hal yang luar biasa yang dicatat dalam Alkitab mengenai Ayub itu adalah :
“Maka
Ayub bangkit dan mengoyakkan jubahnya, serta mencukur kepalanya. Dan
dia menjatuhkan diri dan menyembah. Dan dia berkat, “Dengan telanjang
aku keluar dari rahim ibuku dan dengan telanjang aku akan kembali ke
sana. YAHWEH telah memberi dan YAHWEH telah mengambil, biarlah nama
YAHWEH yang diberkati!” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berdosa, dan
tidak juga menuduhkan kesalahan kepada Elohim. “(Ayub 1:20-22, ILT)
Saudara,
perhatikan akhir dari ayat ini, “Dalam kesemuanya itu Ayub tidak
berdosa, dan tidak juga menuduhkan kesalahan kepada Elohim.” Kedalaman
akar keakraban dan keintiman Ayub bersama Tuhan telah membuahkan hasil
pengenalan dan pengalaman dalam tingkat yang mengagumkan Tuhan. Mengapa?
Karena mezbah hatinya terus menyala dan terus ditaruhkan korban
persembahan kepadaNya.
“Lalu
istrinya berkata kepadanya, “Masihkah engkau berpegang teguh pada
kesalehanmu? Berkatilah Elohim dan matilah!” Namun dia berkata
kepadanya, “Engkau berbicara seperti bicaranya seorang wanita bodoh!
Akankah kita menerima yang baik dari Elohim, dan tidak mau menerima yang
buruk juga?” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan
bibirnya “ (Ayub 2:9-10, ILT)
Lagi-lagi
kita menemukan suatu hal penting yang Tuhan izinkan untuk dituliskan
dalam Alkitab, “Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan
bibirnya.” Dengan tujuan supaya mata kita mengenali suatu perbedaan
antara orang-orang yang membangun mezbah hatinya, yang menjaga hati dan
bibirnya agar tidak ditemukan Tuhan berdosa ketika dalam hidup mereka
diperhadapkan kepada berbagai masalah dan pergumulan dengan yang tidak
membangun mezbah hatinya. Namun, terlalu banyak hati dan bibir kita
bertindak bodoh, dan ujungnya ditemukan berdosa di hadapanNya, karena
kita tidak mengerti tentang pewahyuan mezbah hati!
Kenyataannya
Ayub bukannya sekarat, melainkan Ayub semakin pada akan pengenalan dan
pengalaman bersama Tuhan, dan hidupnya semakin penuh dengan kadarNya.
Kenyataannya dimensi Ayub yang masuki itu telah mendorongnya untuk
bergerak lebih jauh dan mampu menembus hati Tuhan!
“Apa
itu mezbah hati?, tanya Anda spontan. Mezbah hati adalah mezbah yang
dibangun di dalam hati seseorang, bukanlah mezbah yang dibangun di
lluar, bukan mezbah yang terdiri dari batu-batu yang disusun. Mezbah
hati adalah sebuah tempat menaruh korban persembahan rohani, tempat
seseorang menaruh kehendaknya untuk digantikan dengan kehendak Tuhan,
tempat seseorang membangun persekutuan dengan Tuhan di dalam hatinya!
Mezbah hati yang dibangun oleh kesungguhan pengabdian, penyembahan,
dan.. hati yang dipersembahkan!
Apa
akibat ketidaktahuan iblis mengenai mezbah hati Ayub? Akibatnya fatal!
Ia kalah telak! Tuhanlah yang telah bertaruh dengan iblis, tentang
“Apakah Aybu akan murtad bila diganggu iblis?” Kenyataannya Ayub tetap
tidak bergeming, sekalipun semua habis, dan semuanya tanpa tersisa.
Kisah ini berujungkan kepada Tuhan yang menang karena mezbah hati Ayub.
Mungkin
anda bertanya, “Jadi apa akibat ketidaktahuan umat Tuhan tentang mezbah
hati yang seharusnya mereka miliki dan mereka bangun dalam hidup
mereka?” Samuel Saputra menjelaskan, Iblis tidak takut bila Anda hanya
ke gereja, berdoa, menyembah, dan beribadah seminggu sekali. Mengapa?
karena semua agama melakukan hal yang sama. Strategi iblis adalah
menghapus korban sehari-hari!. Esensi dasar hidup Kristen adalah 24/7
(24 jam 7 hari) Tuhan di dalam Anda dan Anda di dalamNya.” Jadi
ketidak-tahuan umat Tuhan tentang mezbah hati akan menjadikan kehidupan
rohani banyak umat Tuhan kering, dangkal, rapuh, manja, dan seperti roller coaster yang biasanya hanya naik turun, tanpa ada terobosan dalam hidup mereka!
Sekarang
kita pertanyakan, apa dampaknya bagi Ayub setelah melewati masa
penggocohan iblis terhadap hidupnya? Dampaknya, Ayub memasuki dimensi
yang lebih dalam lagi, memasuki pengenalan dan pengalaman bersama Tuhan
dalam tingkat yang semakin dalam, kuat dan kokoh di hadapanNya!
Artikel dikutip dari Buku Mezbah Hati, Stephanus Herry, Metanoia 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar