Elsie C.
Di katakan di Ibrani 10:36, "Kamu
memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu
memperoleh apa yang dijanjikan itu, yaitu hidup (ay.39) . Hanya satu
jenis orang yang akan tetap hidup selama-lamanya, yaitu orang yang
melakukan kehendak Allah. ( 1Yoh. 2:17)
Namun tidaklah mudah bagi kita
untuk melakukan kehendak Allah. Terdapat beberapa hal yang mendasar yang
akan membantu kita dalam melakukan kehendak Tuhan.
- Kita harus Percaya kepada-Nya.
Dalam hal yang berhubungan dengan kehidupan kita, kita hanya akan
melakukan perintah atau kehendak dari orang yang kita percayai atau
ditakuti.
Namun Allah lebih senang kalau kita melakukan kehendak Allah karena kita percaya kepada-Nya bukan karena kita takut pada-Nya. Sebagai seorang Bapa yang baik, Dia lebih senang dipercayai daripada ditakuti. Dalam hubungan dengan seseorang yang memberi perintah, apakah orangtua, guru, dokter dll., tanda kepercayaan adalah ketaatan. Dan sebaliknya tanda ketidak-percayaan ialah ketidak-taatan. Orang yang hidup dalam ketidak-taatan dalam pengertian apapun tidak dapat disebut orang percaya, karena ketidak-taatannya adalah bukti ketidak-percayaannya, sekalipun ia mempercayai dengan segenap hati Yesus ialah Tuhan! - Kehendak Allah tidak berat. Apakah kita menemukan bahwa kehendak atau perintah Allah itu berat? Jika
kita mengasihi seseorang, setiap keinginan dan kehendaknya sangatlah
enteng. Kita akan dengan penuh semangat berusaha untuk menyenangkan hati
orang yang kita kasihi. Orang yang sedang berpacaran pasti tahu hal ini.
Karena cinta, tidak ada yang terasa berat, banyak orang yang bahkan
sanggup mengorbankan segalanya karena cinta.
Jika kita sesungguhnya mengasihi Tuhan, perintah-Nya tidak akan terasa berat, karena satu-satunya upah yang kita cari ialah kesenangan-Nya. Seperti yang dikatakan oleh Yohanes, "Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat (1 Yoh. 5.3) - Pandangan tentang kehendak Allah. Kehendak Allah itu baik dan sempurna bagi kita. Allah tidak memperoleh
apa-apa ketika kita melakukan kehendak-Nya. Semua kehendak-Nya adalah
demi kebaikan dan keuntungan kita. Tidak ada satupun yang kita lakukan
"untuk Dia" yang menguntungkan Dia, tetapi justru untuk keuntungan kita
sendiri!
Kita menyembah Dia, tapi yang untung kita sendiri. Jika kita berdoa, siapa yang untung? Dan ini termasuk semua larangan yang Tuhan tetapkan bagi kita. Kita seringkali memandang kehendak dan larangan Allah sebagai mengekang kebebasan kita.
Akal budi kita harus diperbarui untuk melihat bahwa setiap perintah Allah itu adalah untuk kebaikan dan untuk melindungi kita dari yang jahat. Oleh karena itu, dalam melakukan kehendak Allah, janganlah kita berpikir kita telah mengorbankan sesuatu, karena dalam kenyataannya kita tidak rugi apa-apapun, tetapi malah memperoleh segala sesuatu. - Kita harus kumpul, duduk dan dengar. Alasan yang sering diberi untuk tidak melakukan kehendak Allah adalah
karena kita tidak mengetahuinya. Di Matius 12:50 Yesus berkata bahwa
siapa saja yang melakukan kehendak Bapa di surga adalah saudaranya.
Yesus menunjuk kepada mereka yang sedang berkumpul, duduk dan
mendengarkan firman Tuhan ( Mt 12.46-50). Firman Tuhan mengungkapkan
kehendak Tuhan.
Memang benar bahwa kita tidak mungkin dapat melakukan kehendak Tuhan, jika kita tidak mengetahuinya. Dan cara untuk mengetahui kehendak Tuhan adalah mengetahui apa yang diucapkan atau dikatakan oleh-Nya. Kehendak seseorang diungkapkan lewat kata-katanya, demikian juga dengan Tuhan, kata-kata-Nya atau firman-Nya mengungkapkan isi hati dan kehendak-Nya.
Tidak ada alasan untuk kita berkata kita tidak mengetahui kehendak Tuhan padahal Dia sudah mengungkapkan semuanya di dalam Kitab Suci. - Waktu. Kita perlu meluangkan waktu
untuk mengetahui maupun melakukan kehendak Tuhan. Paulus meminta kita
untuk mempergunakan waktu kita dengan arif dan bijaksana. Dan orang
yang arif akan mempergunakan waktu untuk mengerti kehendak Allah (Efe
5:15-17). Sangat menyedihkan melihat bagaimana orang membuang waktu
mereka untuk hal-hal yang tidak berguna; menonton filem-filem yang tidak
berguna, membaca majalah-majalah dan buku-buku yang tidak bermanfaat dan
juga menghabiskan waktu melakukan kegiatan-kegiatan yang sia-sia.
Kesibukan tidak selalunya berarti produktivitas.
Waktu adalah hidup, dan jika kita arif, kita akan memaksimalkan waktu kita untuk mencari-tahu kehendak Allah bagi kehidupan kita. Kita dapat memulainya dengan memperhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup, atau dengan kata lain, bagaimana kita mempergunakan waktu kita. Ada baiknya kita mulai menyerderhanakan hidup kita.
Kiranya kita ditemukan seperti Maria yang meninggalkan segala kesibukan
dan memfokuskan diri untuk duduk dan mendengarkan perkataan Yesus dan
tidak seperti Marta yang sibuk melakukan banyak hal dan gagal dalam
memilih bagian yang terbaik (Lukas 10.38-42). Dan setelah mendengarkan
isi hati Tuhan, kita tinggal melakukannya karena kita mengasihi dan
mempercayainya dari kedalaman hati kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar