Kamis, 30 April 2015

PENGALAMAN YANG HILANG Bacaan: Mazmur 51:3-15 NATS: Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu (Mazmur 51:14) Seorang pendeta di Los Angeles mengunjungi seorang pria dan menanyakan apakah ia seorang kristiani. "Oh, ya. Saya adalah anggota sebuah gereja di Ohio," katanya, "dan pada saat saya meminta surat keanggotaan gereja sebelum datang ke sini, saya duduk dan menuliskan pengalaman kristiani saya di atas sehelai kertas. Saya telah menyimpan kedua surat tersebut di dalam sebuah kotak kecil. Saya akan menunjukkannya kepada Anda." Ketika ia mengeluarkan kotak itu, ternyata seekor tikus telah menggerogoti kotak itu dan menghancurkan surat-surat yang ada di dalamnya. Ia berkata kepada sang pendeta, "Saya telah kehilangan pengalaman kristiani dan surat gereja saya." Jika hanya kedua dokumen itu yang hilang, kehilangan itu tidaklah besar. Banyak orang menanam "saham" yang besar di dalam sertifikat baptisan atau surat keterangan gereja, namun mereka tidak mengalami karya anugerah sejati di dalam hati. Hanya iman di dalam Sang Juruselamatlah yang akan memberikan keselamatan. Orang-orang kristiani sejati juga dapat belajar dari cerita ini. "Pengalaman" mereka yang dulu penting mungkin telah "disimpan di dalam kotak" dan dibiarkan membusuk. Mereka telah gagal untuk menjaganya tetap segar dan hidup, melalui persekutuan setiap hari dengan Tuhan melalui doa dan pemahaman Alkitab. Jika hal ini menggambarkan diri Anda, berserulah bersama Daud, "Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu" (Mazmur 51:14) —PRVG IMAN DI DALAM PENGAKUAN IMAN RASULI DAPAT MENJADI BUSUK TETAPI IMAN DI DALAM KRISTUS DAPAT TETAP SEGAR SETIAP HARI
MAHKOTA YANG DIPERSEMBAHKAN Bacaan: Wahyu 4:6-11 NATS: Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa (Wahyu 4:11) Suatu kali pada masa pemerintahannya, Ratu Victoria dari Inggris mendengarkan khotbah yang dibawakan oleh seorang pendeta. Khotbah itu adalah tentang kedatangan Kristus yang kedua kali. Orang-orang yang duduk di dekat tempat khusus sang ratu dapat melihat bahwa ratu berlinang air mata. Seusai kebaktian, ia ingin bertemu dengan pendeta itu seorang diri. Ketika melihat perasaan sang ratu yang begitu mendalam, sang pendeta lalu menanyakan alasan sang ratu begitu terharu. Ratu menjawab, "Karena khotbah Anda tentang kedatangan kembali Sang Raja dunia yang tak bercela itu, saya berharap saya masih hidup ketika Dia datang kembali sehingga saya dapat meletakkan mahkota saya di kaki-Nya!" Ada upah yang besar untuk pelayanan yang setia, yang melibatkan tindakan dan motif kita. Upah-upah ini, yang disebut sebagai "mahkota" dalam Perjanjian Baru, akan didapat oleh mereka yang telah menerima hadiah kehidupan kekal. Mungkin Anda akan berkata, "Saya tidak mengharapkan upah atas apa pun yang saya lakukan untuk Kristus." Sudahkah Anda merenungkan apa yang dapat Anda lakukan dengan mahkota apa pun yang Anda terima hari itu? Tidak akan ada tempat memajang piala di surga; tidak akan ada sorak kemenangan terhadap prestasi duniawi. Para pendosa yang telah ditebus akan mendapatkan sukacita yang luar biasa karena dapat melemparkan mahkota mereka di hadapan takhta-Nya sembari berkata, "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa" (Wahyu 4:11) --PRV MAHKOTA SURGAWI BUKAN UNTUK DISIMPAN MELAINKAN UNTUK DIPERSEMBAHKAN DI KAKI KRISTUS

Selasa, 28 April 2015

Mengapa Tuhan memberikan kita masalah?

Masalah-masalah yang kita hadapi bisa membuat kita jatuh atau bertumbuh, tergantung dari bagaimana cara kita menanggapinya. Sangat disayangkan banyak orang gagal untuk melihat bagaimana Tuhan menggunakan masalah untuk kebaikan mereka. Mereka lebih memilih untuk bertindak bodoh dan membenci masalah-masalah mereka daripada menghadapi dan merenungkan kebaikan apa yang bisa mereka dapat dari masalah-masalah tersebut.
 
Ada lima cara Tuhan menggunakan masalah-masalah dalam kehidupan kita untuk menjadi sesuatu kebaikan bagi kita:
 
1. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGARAHKAN kita.

Kadang-kadang Tuhan harus menyalakan api di bawah kita untuk membuat kita tetap bergerak. Sering kali masalah yang kita hadapi akan mengarahkan kita ke arah yang baru dan memberikan kita motivasi untuk berubah. Ada kalanya masalah menjadi cara yang Tuhan pakai untuk menarik perhatian kita.
 
2. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGUJI kita.

Manusia bagaikan teh celup... jika Anda ingin tahu apa yang ada di dalamnya, celupkan saja ke dalam air panas! Tuhan kadang ingin menguji kesetiaan kita melalui masalah-masalah yang kita hadapi.

"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan,apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." (Yakobus 1:2-3)
 
3. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGOREKSI kita.

Ada pelajaran-pelajaran yang hanya dapat kita pelajari melalui penderitaan dan kegagalan. Mungkin waktu kita masih kecil, orang tua kita mengajar kita untuk tidak boleh menyentuh kompor yang panas. Tetapi mungkin kita baru benar-benar belajar justru setelah tangan kita terbakar. Kadang-kadang kita baru bisa menghargai sesuatu: kesehatan, teman, dan hubungan, saat kita sudah kehilangan.

"Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supayaaku belajar ketetapan-ketetapan-Mu." (Mazmur 119:71)
 
4. Tuhan menggunakan masalah untuk MELINDUNGI kita.

Suatu masalah bisa menjadi berkat jika masalah tersebut menghindarkan kita dari bahaya. Tahun lalu ada seorang Kristen yang diberhentikan dari pekerjaannya karena ia menolak untuk melakukan sesuatu yang tidak etis bagi bossnya. Ia menjadi mengganggur, tetapi justru dari masalah itulah ia terhindar dari ditangkap dan dimasukan ke dalam penjara, karena setahun kemudian tindakan bos itu terbongkar.

"Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan." (Kejadian 50:20)
 
5. Tuhan menggunakan masalah untuk MENYEMPURNAKAN kita.


Jika kita menanggapi masalah dengan cara dan pandangan yang benar, masalah tersebut bisa membentuk kita. Tuhan lebih memperhatikan karakter kita daripada kenyamanan kita. Hanya hubungan kita dengan Tuhan yang akan kita bawa sampai kekal.

" ... Kita malah bermegah dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Roma 5:3-4)
 
(Disarikan dari: Milis Diskusi e-AyahBunda/Sumber: e-Konsel edisi 4/2001)

* * * * *

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28)