Kamis, 21 Februari 2013

KETIKA KITA BERDOA



Ketika kita berdoa, maka sesuatu yang baik terjadi pada diri kita dan orang lain yang kita doakan. Tuhan Yesus sendiri setiap pagi berdoa. Berdoa itu nikmat dan merupakan kegiatan yang positif.

Bila Anda seorang penggemar senam atau olahraga lain, Anda akan mengalami perasaan nyaman setelah berolahraga. Ketika kita berolahraga maka syaraf-syaraf kita merangsang pengeluaran zat endorfin yang membuat tubuh kita terasa nyaman.

Ketika kita menaikkan doa pengucapan syukur, hati kita melimpah dengan kebaikan-kebaikan yang Tuhan berikan kepada kita.

Ketika kita berdoa mohon ampun atas dosa dan kelemahan kita, kita merasakan beban terangkat dari hati kita dan kelegaan menyelimuti hati kita.

Ketika kita menaikkan doa pujian, kita merasakan kemahakuasaan Tuhan dan kerdilnya diri kita, namun Tuhan begitu peduli pada kita sehingga tak jarang kita menitikkan air mata.

Ketika kita menaikkan doa permohonan, kita memiliki suatu harapan bahwa Tuhan tahu yang terbaik untuk diri kita. Mungkin Ia mengabulkan doa kita pada waktu-Nya, bukan pada waktu kita. Mungkin kita minta A, tetapi Tuhan berikan B, karena itu yang terbaik untuk kita. Mungkin Tuhan menolak permohonan kita, namun itu pun pertanda bahwa Tuhan sangat mengasihi kita. Ia tak mau mengabulkan permohonan kita karena yang kita minta itu bukan sesuatu yang baik untuk diri kita dan tidak mendatangkan kemuliaan bagi Allah.

Ketika kita mendoakan orang-orang lain, kita merasakan damai sejahtera di hati kita, karena kita tahu bahwa kita sudah melakukan hal yang benar dan berkenan kepada Tuhan.

Ketika kita berdoa mohon perlindungan untuk seseorang, maka Tuhan akan mengirimkan para malaikat-Nya untuk melindungi orang tersebut.

Ketika kita berdoa agar Tuhan mencukupkan orang lain secara materi, maka Tuhan akan menggerakkan hati orang untuk menjadi saluran berkat dan cara-Nya sungguh ajaib.

Pernah keluarga kami berpikir untuk membagikan berkat kepada sepasang suami istri yang sangat mengasihi Tuhan. Mereka sudah lansia dan mencari nafkah dengan berjualan nasi uduk.Mereka hidup sederhana, namun ucapan Puji Tuhan tidak pernah lepas dari bibir sang istri.

Saya pikir hari Minggu akan saya sampaikan berkat tersebut. Namun pada hari Kamis sore saya terdorong untuk pergi ke jalan dan membeli makanan. Saya bertemu dengan si istri. Ia mengatakan suaminya sedang sakit demam dan radang tenggorokan dan perlu ke dokter. Ia mengunjungi temannya yang tinggal tak jauh dari rumah saya untuk minta bantuan, tetapi orang itu belum pulang dari kantor. Saya mengajaknya ke rumah saya dan memberikan berkat itu, lebih dari cukup untuk berobat ke dokter dan menebus resep.

Cara Tuhan sungguh ajaib. Siapa sangka Tuhan mempertemukan saya dengan dia, bahkan dia tidak tahu rumah saya. Dan kalau sore itu saya tidak keluar rumah, tentu saya tidak bertemu dengan dia. Tuhan tidak pernah mengecewakan orang-orang yang sungguh mengasihi Dia.

Apa pun dan siapapun yang kita doakan, selalu membawa dampak yang baik. Benarlah apa yang dikatakan Rasul Paulus dalam 1 Tesalonika 5:16-18 "Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."

Mari kita lebih setia berdoa. Allah selalu mendengar doa kita dan menjawab doa kita dengan bijak.

DAPAT TUHAN YESUS, DAPAT SEMUANYA




Dulu ada lagu yang liriknya sbb: "Dapat Tuhan Yesus dapat semuanya, semua dalam Yesus, Yesus dalamnya." Setelah berjalan bersama Kristus selama 30 tahun aku menyadari bahwa kata-kata tersebut benar adanya.
Yohanes 15:1-8 mengatakan bahwa Yesus adalah pokok anggur dan kita adalah ranting-ranting-Nya. Ranting menerima makanan dan zat-zat yang diperlukan bagi kehidupannya dari pokok anggur. Demikian juga kita menerima semua yang kita perlukan untuk hidup dari Tuhan Yesus.

Beberapa di antaranya adalah:
1. Kita menerima jaminan keselamatan dan kehidupan kekal (Yohanes 3:16). Kita tahu tujuan hidup kita dan tahu bahwa kita akan berakhir di surga (Yohanes 14:1-3).

2. Kita menerima semua yang kita butuhkan (Filipi 4:19) dan sering kali berkelimpahan (Yohanes 10:10) sehingga kita bisa memberikannya kepada orang lain (doa, perhatian, senyum, nasihat, materi dan apa saja yang ada pada kita).

3. Kita menerima Firman Tuhan (Mazmur 119:105).Firman yang tersimpan di hati kita akan muncul di pikiran kita pada waktu yang tepat dan dibutuhkan. Kita tahu ke mana harus melangkah, mengambil keputusan apa dan melakukan apa sehingga mendatangkan kebaikan bagi kita, keluarga dan sesama.
4. Doa dan sukacita. Doa kita menopang kehidupan orang lain dan doa orang lain menopang kehidupan kita. Ketika kita menaikkan doa syafaat bagi orang lain, itu mengikis perasaan egois kita. Sukacita dari Tuhan tidak tergantung situasi dan kita tidak akan kehilangan sukacita kecuali kita mengizinkannya.
5. Rasa aman dalam tangan Tuhan. (Mazmur 91). Bersama Tuhan kita aman. Kadang-kadang orang kurang merasakan dan menyadari hal ini, sama seperti murid-murid yang panik ketika terjadi angin ribut, padahal mereka di dalam perahu bersama Yesus.Kesulitan apa pun yang kita hadapi, seberat apa pun penderitaan kita, Allah sanggup memberikan jalan keluar (1 Korintus 10:13).

Setiap hari kita akan menerima berkat Tuhan dan menjadi saluran berkat untuk sesama. Dalam menghadapi penderitaan Allah akan menopang kita dan rencana-Nya bagi hidup kita selalu baik dan indah.
Bukankah memang benar lirik lagu tersebut: Dapat Tuhan Yesus dapat semuanya, semua dalam Yesus, Yesus dalamnya.



Widya Suwarna

MENEMBUS KARANG KERAGUAN, MERUNTUHKAN TEMBOK PEMISAH


( Keluaran 17 : 1-7, Mazmur 95, Roma 5 : 1-11, Yohanes 4 : 5-42 )

Dunia mengenal Nelson Mandela, seorang manusia luar biasa yang lahir dari rahim bumi Afrika. Kekaguman dunia kepada sosok ini semakin kental, ketika di saat bebas dari penjara dan kemudian menjadi presiden, Nelson Mandela memaafkan semua penyiksanya. Meskipun selama 27 tahun ia mengalami penghinaan, kekejaman dan aniaya yang sulit dilukiskan dengan kata-kata, namun di saat bebas, hal pertama yang dilakukan adalah mencari pegawai penjara yang menyiksanya dan kemudian mengulurkan maaf.

Bangsa Jepang dilanda bencana beruntun : gempa, tsunami dan ancaman nuklir. Dunia menyaksikan bahwa dalam situasi sulit seperti itu, Pemerintah Jepang dan warganya bahu membahu menghadapi bencana tersebut dengan sikap yang dikenal sebagai gambaru, yaitu berjuang dengan segala daya dan upaya ( sabar, tekun, fokus pada sasaran, penuh semangat dan antusiasme ) untuk mencapai yang terbaik.

Mengapa Nelson Mandela mampu menunjukkan sikap yang penuh belas kasihan walaupun telah dianiaya? Mengapa bangsa Jepang tidak terjebak dalam sikap mengasihani diri sendiri, bahkan mampu membuktikan sebagai bangsa yang kuat dan beretika?

Buku Dian Penuntun – Rancangan Khotbah Leksionari – memilih judul di atas sebagai tema, dengan tujuan agar kita selaku umat percaya meyakini pertolongan Allah, selalu berdamai dengan-Nya, serta berani membangun dialog dan hidup bersama dengan sesama. Kita diingatkan, bagaimana seharusnya kita 'memperlakukan' Allah sebagai Sang Pemelihara umat. Allah yang tak pernah berubah sejak dahulu kala sampai selama-lamanya. Bahkan melalui peristiwa penyelamatan, Allah menunjukkan bahwa kepedulian-Nya kepada dunia ini pun sudah dinyatakan secara utuh, lengkap dan sempurna, melalui kesediaan-Nya lahir menjadi manusia, melalui kerelaan-Nya menderita hingga wafat di kayu salib, dan melalui kuasa-Nya untuk bangkit dari kematian. Namun harus diakui, dalam kenyataan hidup hari lepas hari, kita mudah melupakan kasih setia Allah yang luar biasa itu, bahkan tak segan mendukakan hati-Nya melalui keraguan dan kedegilan kita.

Kemarahan dan sikap kasar yang ditunjukkan oleh Bani Israel di Rafidim ( Keluaran 17 : 1-7 ) merupakan contoh betapa manusia seringkali mudah memberontak, tidak mau mendengar nasihat dan tidak taat. Seperti Bani Israel yang menjawab 'ya' ketika dituntun Tuhan untuk ke luar dari perbudakan di Mesir, kita pun menjawab 'ya' saat Tuhan bertanya apakah kita bersedia mengikuti Dia. Namun, kata 'ya' itu acapkali hanya berlaku di saat semuanya berjalan lancar. Ketika kesulitan dan masalah datang menghampiri, manusia cenderung melupakan semua kebaikan Allah, bahkan menyikapinya dengan membangun karang keraguan, sekaligus tembok pemisah, baik terhadap Tuhan maupun terhadap sesama manusia.

Puji Tuhan, kita boleh memiliki Tuhan Yesus sebagai Juruselamat umat manusia, yang telah mengisi masa pelayanan-Nya di dunia dengan senantiasa membangun dialog, mendobrak tembok pemisah dan membawa orang kepada pertobatan. Laksana sumber air kehidupan yang terus memancar, Dia menghendaki agar hati kita pun diisi oleh 'air hidup' itu sehingga mampu memelihara perdamaian dengan Allah dan sesama manusia. Percakapan yang terjadi antara Tuhan Yesus dengan wanita berdosa di Sikher ( Yohanes 4 : 5-42 ) menjembatani tembok pemisah yang diciptakan masyarakat saat itu, yaitu adanya permusuhan yang pahit antara Yahudi dan Samaria. Bahkan di akhir perikop tersebut kita disadarkan bahwa kasih Yesus yang besar dan tulus itu berhasil menembus karang dosa sang wanita Sikher, yang kemudian bertobat dan bahkan berani bersaksi kepada orang banyak.

Rasul Paulus juga mengingatkan bahwa selaku orang-orang beriman kita harus mampu bermegah dalam kesengsaraan kita agar kita bertumbuh semakin tekun dan tahan uji sehingga senantiasa berpengharapan di dalam Kristus ( Roma 5 : 1-11 ). Artinya, kita tak boleh lagi menciptakan 'Masa' ( menguji / mencobai Tuhan ) dan 'Meriba' ( bertengkar dan mencari kesalahan sesama ), sekalipun kehidupan kita sedang diterpa masalah. Tuhan sudah berjanji untuk senantiasa menyertai, karena Dia pun tahu bahwa kehidupan ini tak selalu indah laksana pelangi.

Akhirnya, marilah menyadari juga bahwa misi Tuhan Yesus pun bersifat inklusif, yaitu mengasihi mereka yang kaya, miskin, orang saleh maupun orang berdosa, menghancurkan tembok kebencian, membangun jembatan komunikasi dengan melintasi segala sekat. Dengan demikian, masih adakah alasan untuk mempertahankan tembok-tembok pemisah ( contoh : ketakutan, kebencian, ketidakadilan, egoisme dan ‘isme-isme’ lain… ) yang kita buat? Sudahkah hidup kita, termasuk pelayanan melalui gereja, menjangkau semua pihak? Atau justru kita sudah membuat pengotakan berdasarkan standar pribadi kita? Cara pandang dan tolok ukur bisa berbeda, situasi dan kondisi pun tak selalu sama, namun sebagai orang percaya, kita dipersatukan oleh Allah yang satu, yang kita sembah melalui Yesus Kristus Juruselamat dunia.

Saudara, jika lidah kita mengaku bahwa Tuhan adalah Penolong kita, mari bersama Pemazmur kita "bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita. Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah"... ( Mazmur 95 ).
***

Carilah Yesus maka kamu akan Hidup


Amos 5:4 Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup! 5 Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap."
6 Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup, supaya jangan Ia memasuki keturunan Yusuf bagaikan api, yang memakannya habis dengan tidak ada yang memadamkan bagi Betel.

Selamat kalau Anda sudah menghadapi hari ini dan menang! Selamat juga kalau Anda masih tegak berdiri di malam hari setelah menyelesaikan sepanjang hari yang panas atau penuh gejolak.
Dan sekarang, dari manakah sumber energi kita untuk hidup, berdiri dan menang di hari esok?
Mungkin sumber daya di hari-hari kemarin, pengalaman hidup di waktu yang sudah dilalui, kekayaan yang ada, dukungan teman dan keluarga, atau pencapaian dan keberhasilan minggu-minggu ini. Itulah modal saya!

Tetapi firman Tuhan hari ini, dari Amos 5:4-6 mengingatkan bahwa ada hari-hari suram dan ada hari-hari baik. Hal suram adalah berupa penghukuman, tetapi hal baik adalah jalan keluar dan kelepasan dari penghukuman untuk menjadi lebih baik!

Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!
Israel, pada jaman nabi Amos hidup dan dipakai Tuhan melayani berbicara sebagai nabi, adalah kerajaan Israel yang sudah terpecah dua, wilayah utara dan selatan. Kerajaan selatan, yaitu Yehuda, terdiri dari 2 suku. Kerajaan utara, tetap bernama kerajaan Israel, dengan 10 suku.

Ada peringatan yang Tuhan sampaikan kepada Israel dan masih berbunyi menjadi seruan pada jaman kita hidup adalah: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!
Ada tiga kata penting, Carilah, Aku dan Hidup.
Carilah berarti itu pilihan Anda. Anda bebas memilih cara dan jalan, anda bebas memilih siapa yang anda temui. Cara dan jalan itu menentukan hasil dari-hari yang kita jalani. jalan itu akan memberikan kita tujuan, dan kalau terus ditelusuri akan memimpin ke satu perhentian. Dan jalan itu akan memimpin kita entah kemana, entah sampai dimana,
Siapa yang Anda temui, akan menjadi kawan, penasehat, sekaligus sumber daya dari kekuatan Anda. Ada banyak sekali jenis ‘siapa’ yang bisa kita temui.
Mulai dari ‘siapa’ itu pengetahuan, pengalaman, ketrampilan kita,
‘siapa’ itu berupa kekayaan, modal, pekerjaan kita hari ini, atau
‘siapa’ itu adalah orang istimewa, barangkali juga dalam bentuk konvensional, seperti dukun, jimat, roh-roh, dewa-dewa, kepercayaan atau apapun bentuk yang lebih berkuasa di atas kita.

Aku itu pasti menunjuk kepada satu pribadi, Tuhan Yesus. Mengapa harus Tuhan Yesus? Bukanlah kita harus mengembang diri dan telenta, juga memanfaatkan segenap sumber daya dan dukungan untuk berhasil? Ya, tetapi mari kita lihat lebih jauh maksud bagian ini bagi kita.

Hidup menurut saya dari bagian firman di atas adalah berarti dilepaskan dari penghukuman. Sebab pengkukuman itu di dalamnya ada kutuk, penderitaan, kesengsaraan dan kematian. Jadi memperoleh hidup berarti kelepasan dari semua hal di atas.
Dan ‘hidup’ ini didapatkan sebagai hasil dari tindakan mencari.

Jika Israel dihukum maka itu adalah karena kesalahan mereka sendiri, tetapi Allah tetap akan memberikan pengampunan jika mereka bertobat dan mencari Allah.

Jadi dari satu baris firman ini, Tuhan mengingatkan, carilah Tuhan Yesus, maka kamu akan hidup, akan mengalami kelepasan dari hukuman!
Hentikan pemberontakanmu melawan Tuhan, kembalilah kepada Tuhan dengan segenap hati, dan meskipun maut sudah menanti kamu akan diselamatkan dan hidup.
Keadaan yang menyedihkan sekarang ini bukannya tidak ada lagi pertolongan, ada pertolongan! Ada jalan keluar! Carilah Tuhan Yesus, bukan yang lain, mengapa? Bukankah saya sudah tahu, memang harus mencari Yesus. Ya, tapi perhatikan baris peringatan ayat berikutnya:

5 Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba,…

Ada hubungan apa ketiga tempat ini dengan mencari Yesus?
Mari kita lihat arti dan makna dari ketiga nama tempat istimewa ini

Bethel artinya Rumah Tuhan. Bethel adalah sebuah tempat yang memiliki peristiwa-peristiwa penting. Di Bethel inilah Yakub, dari perjalanan dari Beersheba ke Haran, mendapat penglihatan malaikat turun naik dalam tangga ke surga. Dan untuk kedua kalinya dia mendengar Allah berbicara kepadanya. Dan Yakub, yang kemudian menjadi Israel, membangun altar di tempat ini.

Gilgal, artinya bergelombang atau berombak, atau menggelinding.
Gilgal adalah tempat perkemahan pertama bangsa Israel, ketika masuk ke tanah perjanjian dipimpin Yosua.
Gilgal adalah tempat dimana Abraham pertama kali mendirikan mezbah.
Tempat Samuel mempersembahkan korban di hadapan tabut Allah, ketika tabut tidak berada Shiloh,
Dan Gilgal, disinilah umat Israel menyatakan kesetiaan kepada Saul raja yang diijinkan Tuhan karena mereka memintanya..

Bersyeba atau Beer-sheba- adalah sumur sumpah atau sumur ke tujuh, yang kemudian disebut sumur kelimpahan. Yaitu sumur yang digali bapak Abraham, yang kemudian digali lagi oleh Ishak, dan menjadi tempat favorit bagi bapak leluhur Israel ini.
Dan disanalah Abraham menyebut nama ALLAH dengan Allah Yang Kekal.
Disini juga kisah Allah menampakkan diri kepada Ishak dan kemudian Ishak mendirikan mezbah.
Disini juga Yakub mendirikan mezbah untuk Tuhan, dan kemudian mendapat pewahyuan bahwa Tuhan menyertai dia [sampai ke Mesir].

Ketiga tempat itu adalah tempat bersejarah dari cikal bakal Israel kemudian. Tempat yang memiliki peristiwa religious, tempat istimewa karena tidak ada duanya di dunia ini.. ketiga tempat ini memiliki peristiwa yang unik dan megah. Yang merupakan penyataan kehadiran Allah, tempat peneguhan, tempat pertolongan, dan tempat janji yang maha tinggi diberikan.
Tanpa kisah Bethel dan Gilgal maka kisah bangsa Israel sekarang akan lain dan berbeda.

Tetapi apa yang terjadi dengan tempat-tempat istimewa ini? Barisan firman berikutnya menegaskan…

…sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap."
Tetapi tempat-tempat istimewa ini kemudian menjadi pusat penyembahan berhala.
Benar, Bethel kemudian akan menjadi Bet-aven, yang artinya
rumah ketidak benaran,
rumah kesia-siaan
rumah ketidaksusilaan
Bethel akan lenyap artinya tidak ada artinya apa-apa, tidak terjadi apa-apa disana.
Karena Bethel kemudian menjadi tempat pemujaan anak lembu dan pahatan berhala. Pusat berhala yang kuat.
Rumah Tuhan menjadi rrumah kesia-siaan, perbuatan-perbuatan yang tidak benar terjadi di sana.
Juga Gilgal, seperti namanya, maka Gilgal segera menggelinding pergi selamanya
Bersheba dalam jaman Amos hidup, menjadi tempat berhala, bukan lagi menjadi tempat berkat mengalir.

masalah yang terjadi dengan Beersheba adalah orang Israel membayangkan bahwa kehadiran Allah di masa lalu adalah jaminan kehadiran-Nya di masa sekarang. Kedua tempat itu adalah tempat dimana Allah pernah bekerja di masa lalu. Tentu saja waktu itu adalah tempat yang spesial. Dan kalau akhirnya tempat itu dikuduskan adalah wajar, tetapi jika di jaman berikutnya, tempat masih dikuduskan sebagi jaminan tempat dimana Allah pasti menyatakan kehadiran-Nya lagi, itu kesalahan.

Justru sekarang Allah tampil bagi Bethel, Gilgal dan Bersheba tapi mengumumkan penghukuman. Meskipun penghukuman belum terjadi- tetapi akan terjadi.

Pelajarannya adalah:
 Pertama, Seruan hari ini adalah seruan bertobat. Ubahlah hati yang memberontak, menjadi hati yang taat. Bahwa kasih karunia Allah itu melimpah, ya dan amin. Tetapi penghukuman dari Allah itu ada, dan memang ada. Penghukuman adalah juga sebagai tanda bahwa ada batas kesabaran Allah.
Kita memutuskan, dan setiap kali memutuskan untuk diri kita sendiri, tentang memilih hidup atau penghukuman.

 Kedua, Ada banyak pilihan sumber kekuatan kita tetapi Allah adalah sumberdaya kita.
Bethel, Gilgal dan Bersyeba adalah juga seperti pengalaman rohani dan pekerjaan Tuhan dimasa lalu kita. Dulu aku ditolong Tuhan. Dulu hampir semua doaku selalu dijawab Tuhan. Dulu Aku erat bersekutu dengan Tuhan. Dulu aku diurapi Tuhan. Bahkan mungkin sebulan yang lalu hadirat Tuhan nyata dalam hidup saya.
Benar, di Bethel, Gilgal dan Bersyeba adalah bukti bahwa Allah itu sumber hidup. Tetapi bukan jaminan bahwa akan terjadi lagi seperti itu di tempat itu. Bukan berarti dengan otomatis pemeliharaan-Nya akan bekerja, tangan-Nya akan menolong. Kecuali kata firman Tuhan: kita tetap mencari-Nya.
"Carilah Aku, maka kamu akan hidup! Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba,
Bayangkan jika rumah Anda adalah rumah yang berbahagia karena mendapat bonus dari Negara yaitu diberi arus listrik dengan daya besar dan gratis seumur hidup. Tetapi tidak otomatis lampu dan TV Anda menyala dengan sendirinya setiap hari jika tidak setiap hari Anda menyambungkan ke sumber arus listrik. "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!

 Ketiga, Carilah Allah, bukan rumah Allah.
Semua tempat yang istimewa dan ternama ada karena Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya. Ketika kemuliaan Tuhan sudah meninggalkannya maka itu menjadi tempat sejarah. Bethel, Gilgal dan Bersyeba adalah contohnya.
Demikian juga pada jaman sekarang ini, masih ada kecenderungan orang berpikir bahwa ketika hadir dalam ibadah itu satu kewajiban rohani yang memberikan kontribusi dalam keselamatan, berkat, dan mujizat.
Hadirat Tuhan lah yang memberikan dampak dan nilai plus dari ibadah, tempat ibadah, persekutuan. Tetapi kesalahan terjadi ketika satu tempat dianggap memberikan dampak dari tempat yang lain. Dan supaya lebih mantap tempat itu atau gereja diberi nama Rumah Tuhan. Rumah yang dianggap dimana Tuhan lebih bekerja dari di supermarket atau rumahnya sendiri. Jelas ini tipuan iblis… Tentu saja ini merendahkan darah Kristus di atas kayu salib. Karena Allah pati sanggup bekerja dimana saja bila Ia berkenan. Tetapi iblis mengambil kesempatan dan dengan mudah menipu bahwa hanya disinilah, atau disitulah tempat ibadah yang istimewa dan mistis, hanya karena satu peristiwa istimewa di masa lalu.

 Keempat, Sumber berkat adalah Allah, bukan tempat kehadiran Allah.
Ada orang berkata saya beribadah di tempat ini karena disini berkat melimpah.
Saya beribadah di gereja ini karena mujizat sering terjadi.
Saya beribadah di tempat ini karena pengajarannya dalam dan mengubah hidup.
Saya tahu ungkapan ini benar ada, tetapi saya belum tahu dasar firman Allah membenarkan ini. Yang saya tahu pasti adalah sumber berkat itu adalah Allah, bukan tempat memuja Allah.
Yohanes 4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Jadi "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!

Betapa senangnya kita pelayan Tuhan bila pelayanan berhasil dan banyak terjadi mujizat dan pemulihan jiwa. Tetapi juga terbuka peluang iblis mengalihkan orang dari mencari Yesus kepada mencari hamba Tuhan luar biasa. Mengalihan dari memandang Yesus, ganti memandang megahnya ibadah dan berhasilnya satu program gereja.
Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap."

Jadi, letakkan pengharapanmu kepada Allah, dan Carilah Yesus, maka kamu akan hidup!,

Oleh heppy

Setiap menggunakan renungan ini untuk dicetak selalu sertakan:
sumber: heppy dari http://renunganheppy.blogspot.com/
setiap donasi mendukung pelayanan ini ke
rek. mandiri 109-00-1083021-4 a.n. heppy widjayanto
rek. BCA 3264101633 a.n. Ernawati



heppy widjyanto
Email: yefta.heppy@gmail.com

DISAKITI, NAMUN TIDAK TERLUKA




Bila orang mengucapkan kata-kata yang tajam dan menyinggung perasaan Anda, bisakah Anda tidak terluka? Sebagian orang mungkin meresponinya dengan balas menyerang, marah, menyimpan sakit hati atau dendam. Hal-hal negatif itu hanya akan mendatangkan penyakit dan hilangnya damai sejahtera.

Namun,bila kita baca dalam 1 Samuel 1:17-27 ternyata ada respon yang lebih baik bila kita disakiti.
Waktu itu Saul baru diangkat menjadi raja. Perasaan hatinya mungkin senang bercampur takut. Ia pulang ke Gibea dan Tuhan menggerakkan orang-orang gagah untuk menyertai dia. Ada juga orang-orang yang memberikan hadiah. Namun, ada orang-orang dursila berkata, "Masakan orang ini dapat menyelamatkan kita!" (1 Samuel 10:7).

Samuel tidak terganggu dengan ucapan yang merendahkan dan melecehkan dia. Saul pura-pura tuli.
Begitu juga dengan Raja Daud dalam 2 Samuel 16:5-14. Ia dalam keadaan sedih dan tertekan. Anaknya sendiri Absalom memberontak sehingga Daud harus keluar dari istana dan pergi mengungsi. Ketika itu Simei salah seorang dari kerabat Saul mengejeknya dengan mengatakan Daud itu seorang dursila, seorang penumpah darah. Bahkan Simei melontarinya dengan batu. Abisai minta izin untuk memenggal kepala Simei yang kurang ajar, tetapi Daud mencegahnya. Daud tetap berfokus kepada Tuhan dan berharap pada Tuhan agar Tuhan memberikan yang baik sebagai ganti kutuk Simei.

Memori kita ada tiga macam: Memori singkat dimana kita menyimpan suatu peristiwa atau kenangan hanya dalam waktu 10 - 15 detik; memori jangka menengah dimana kita menyimpan ingatan dalam hitungan menit atau jam dan memori jangka panjang dimana kita menyimpan memori dalam hitungan hari, minggu, bulan, tahun bahkan sampai mati.
Kita bisa memilih mau masukkan kata-kata yang menyakitkan itu dalam memori yang mana. Saul dan Daud tidak menyimpan hal-hal yang menyakitkan dalam memori jangka panjang. Saul dan Daud menganggap sepi kata-kata yang menyakitkan mereka.

Fokus kepada Tuhan dan hal-hal yang baik akan membuat kita tidak terluka ketika kita disakiti. Tuhan Yesus sudah mengampuni kita, jadi kita pun mengampuni mereka yang menyakiti kita. Kita tidak bisa mencegah orang untuk tidak menyakiti kita. Tetapi kita bisa merespon sesuai firman Tuhan.Dan tentu saja kita juga yang menuai keuntungan bila tidak menyimpan sakit hati.

Say No to dosa




"Say "No" to Drug" itulah semboyan yang sering kita lihat atau dengar terhadap problem bangsa dan negara. Begitu seriusnya narkoba sehingga pemerintah berusaha keras memberantas penyalah gunaan terhadap pengguna narkotika.

Pengguna narkoba sudah meluas, targetnya bukan hanya remaja tapi juga terhadap orang dewasa.Bagaimana kita tidak miris melihat kecelakaan yang terjadi di Jakarta dekat daerah Menteng sekitar patung pak Tani. Banyak korban tewas akibat kecelakaan itu. Ini disebabkan pengendara mobil tersebut dalam keadaan mabuk dipengaruhi narkoba. Apalagi cukup banyak pilot pesawat udara juga terlibat narkoba, ini tidak dapat dibiarkan karena menyangkut keselamatan penumpang yang menggunakan pesawat udara. Kita sering dengar banyak anak-anak muda juga sudah terkena candu narkoba. Bila tidak dikendalikan akan membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Anak muda adalah generasi penerus bangsa.

Demikian juga dengan kehidupan orang-orang percaya, tidak banyak dari mereka yang juga terkena candu dosa. Dosa yang banyak melibatkan orang-orang beriman seperti perselingkuhan pasangan suami-isteri, melakukan perbuatan yang tidak berkenan dari segi iman kristiani seperti penggelapan uang, korupsi yang juga melanda yang mengaku orang-orang percaya. Tidak sedikit dari keluarga orang-orang percaya juga terkena candu narkoba. Contoh-contoh tersebut diatas sungguh memalukan dan tidak memberikan kesaksian sebagai murid Kristus.Orang-orang yang terkena pecandu narkoba meraskan nikmat melakukannya tapi konsekuensinya membawa kematian. Demikian juga begitu nikmatnya candu dosa yang akan membawa kematian secara rohani,

Hawa yang digoda oleh iblis jatuh dalam dosa karena buaian iblis bahwa bila makan buah pengetahuan baik dan jahat akan seperti Allah. Dosa membuai orang percaya akan janji-janji masa depan baik, tapi itu bukan ukuran Allah . Hal ini dialami orang percaya yang sering membutakan mereka untuk mengenal kebenaran dalam Kristus. Mereka tidak peka lagi untuk hidup bersama Tuhan. Kenapa hal itu terjadi? Karena mereka sudah terbuai oleh enaknya dosa dan juga dapat memberikan jaminan karena faktor ekonomi pribadi yang ditawarkan oleh dunia walaupun itu perbuatan dosa.

Firman Tuhan agar kita mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan yang berkenan dan kudus (Roma 12:1-2)tidak dihiraukan. Nikmatnya dosa menutupi kebenaran rohani dalam diri mereka. Hendaknya kita renungkan apakah kita sudah mempersembahkan hidup kita yang berarti bagi Tuhan? Hidup ditengah dunia yang penuh dosa ini, hendaknya kita menjadi teladan. Hendaknya tujuan hidup kita adalah masa depan abadi bersama Yesus. Walaupun untuk menjalaninya kita menghadapi tantangan nikmatnya dunia yang penuh dengan dosa. Sebagai orang percaya seperti yang dikatakan Rasul Paulus bahwa hidupnya bukannya dia lagi tapi Kristus yang hidup dalam dia. Dengan mengingat kebenaran ini ingatlah hidup yang kita jalani adalah untuk Tuhan. Hendaknya kita bersuka cita didalam Tuhan bukan untuk dunia yang berdosa. Bila kita melakukan hal tersebut, maka kita akan hidup berkemenangan didalam Tuhan.


Gideon Dermawan

MASALAH.. SIAPA TAKUT?






Banyak orang yang takut menghadapi masalah. Bahkan kita sering mendengar doa orang Kristen yang meminta kepada Tuhan agar dihindarkan dari masalah kehidupan. Pada hal di balik masalah itu ada berkat terselubung yang disediakan Tuhan bagi kita. Di balik masalah yang kita hadapi pasti ada hikmatnya, yang akan membuat kita kagum akan karya Tuhan yang ajaib itu.

Kita akan merenungkan kisah yang terjadi dalam kitab Lukas 1:5-25, di mana kita menemukan beberapa pelajaran rohani di dalamnya:

1. Hidup benar tapi ada masalah. Zakharia dan Elisabet adalah pasangan suami istri yang hidup benar dan saleh (ayat 6), tapi mereka tidak mempunyai anak sebab Elisabet mandul (ayat 7). Ini problem sosial bagi mereka, sebab berdasarkan tradisi Yahudi pada waktu itu perempuan yang mandul dianggap mengalami “kutuk” (Ulangan 28:18). Pada hal mereka berdua adalah orang yang taat dan saleh, seharusnyamereka menerima “berkat” dari Tuhan, termasuk berkat buah kandungan (Ul.28:4). Tidak mengherankan banyak kasus dalam kisah rumah tangga di Perjanjian Lama karena istri yang mandul atau tidak bisa mempunyai anak (kasus keluarga Abram, keluarga Elkana, dll). Mengapa orang benar menghadapi masalah? (bandingkan hidup Ayub). Ingat! Selama kaki kita menginjak bumi ini masalah demi masalah akan terus kita hadapi, sampai kematian menjemput kita. Justru melalui masalah itulah orang benar akan dimurnikan dan dibawa pada pengalaman-pengalaman supranatural bersama Tuhan.

2. Mujizat terjadi karena ada masalah. Arti nama Zakharia dalam bahasa Ibrani adalah “TUHAN telah mengingat”. Sedangkan Elisabet artinya “janji TUHAN”. Diperkirakan usia Elisabet waktu itu sudah mencapai 60 tahun (ayat 7 memakai istilah “lanjut umurnya”). Berdasarkan logika, tidaklah mungkin sudah lanjut umur dalam kondisi mandul bisa mempunyai keturunan. Bahkan mungkin bertahun-tahun lamanya Zakharia dan Elisabet menanggung rasa malu karena belum memiliki keturunan. Bukankah kemandulan (sesuatu yang tertutup) juga menekan dalam hidup kita. Mungkin bukan mandul karena tidak punya anak, tapi kita merasa bisnis dan karier kita mandul (tertutup sudah, tidak bisa diselamatkan lagi). Mungkin kita merasa rumah tangga tidak bisa dipulihkan lagi. Semuanya sepertinya tertutup dan tidak ada jalan keluar untuk membukanya. Ingat! TUHAN masih mengingat janji-Nya (perpaduan nama Zakharia dan Elisabet). DIA TUHAN yang tidak ingkar janji, apa yang difirmankan-Nya selalu digenapi. Akhirnya, mereka bisa mempunyai anak (Luk.1:57-66) dan anaknya diberi nama Yohanes. Nama Yohanes (Yunani)adalah sama dengan Yokhanan (Ibrani) yang artinya: “TUHAN menunjukkan perkenan / melimpahkan rahmat”. Biarkan masalah mendatangi hidupmu, sampai waktu perkenan Tuhan dinyatakan dan tahun rahmat Tuhan dinyatakan, maka yang mandul/tertutup akan dibuka oleh kuat kuasa-Nya. Anda tidak akan pernah mengalami mukjizat jika Anda tidak menghadapi masalah. Melalui masalah itu kita bisa melihat campur tangan Tuhan dalam waktu perkenanan-Nya.

3. Miliki iman dalam menghadapi masalah. Seharusnya iman Zakharia tumbuh setelah mendengar sabda yang disampaikan malaikat Gabriel (ayat 13), tapi justru Zakharia meragukan firman itu, karena ia merasa sudah tua dan istrinya mandul (ay.18). Akibat ketidakpercayaannya itu Zakharia menjadi bisu (ayat 20). Untuk menghadapi masalah dan agar dapat mengalami mukjizat Tuhan dibutuhkan iman. Belajar untuk menangkap firman Tuhan sebab iman itu timbul dari mendengar akan firman (rhema) Kristus (Roma 10:17). Ketika Anda menangkap firman dan iman timbul, maka saat itu Anda sedang “mengandung” dan siap untuk “melahirkan” sesuatu. Respon Maria berbeda dibandingkan Zakharia (walaupun kasus yang dihadapi hampir sama yakni melawan kemustahilan. Tapi Maria menerima dengan sungguh-sungguh firman itu dan bersedia melakukannya, “Jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk.1:38). Hanya dengan iman sebesar biji sesawi (kecil) maka kita sanggup memindahkan gunung (besar). “Hanya satu yang DIA minta agar kita PERCAYA.., sampai MUKJIZAT menjadi nyata…” (YM)

TUHAN ITU HARAPAN




Bahkan dalam saat mendung pekat menutup langit, percayalah, bahwa selalu ada matahari di belakang awan walau tak nampak. Selalu ada harapan di balik sebuah situasi yang seakan-akan tanpa jalan keluar. Hidup bukanlah sebuah jalan yang lurus sebab jika jalan itu hanya lurus ke depan, tanpa kelokan tanpa tanjakan atau turunan, bagaimana kita dapat menikmati keindahan sebuah lembah atau kepermaian pegunungan yang membujur dengan udara yang sejuk dingin? Bukankah kita harus melewati segala rintangan sebelum kita dapat menyaksikan panorama alam yang indah menakjubkan itu?

Sebuah musik, sebuah lagu yang terasa indah dalam pendengaran kita pun butuh sebuah proses panjang dari ide, instuisi hingga menjadi irama merdu yang kita nyanyikan sekarang. Sebuah film yang menyentuh perasaan dan pikiran kita selalu berawal dari inspirasi tentang kehidupan yang lalu dibawakan secara apik dengan penuh emosi dan proses rekaman hingga dapat kita tonton bersama di gedung-gedung bioskop atau walau hanya di kamar kita dalam bentuk cakram disk. Maka memang, segala sesuatu yang kita alami sekarang dan saat ini hanya sebuah proses panjang menuju keabadian kelak. Yang takkan pernah kita pastikan ujudnya. Yang takkan pernah dapat kita ramalkan. Walau tetap kita dapat berharap. Berharap.

Dengan demikian hidup sesungguhnya adalah sebuah harapan. Dan tak seorang pun yang dapat meninggalkan harapan itu tanpa meninggalkan kemanusiaan kita. Maka jika saat ini hidupmu seakan-akan dalam kegelapan yang sungguh pekat, seakan-akan tak ada lagi yang bisa dilakukan untuk menerobos pekatnya penderitaan, kesunyian dan kekecewaan kita, percayalah bahwa di balik semua itu selalu ada matahari yang menanti saatnya untuk menyinari kembali kehidupan kita. Kesempatan dalam waktu yang tak bisa dapat dipastikan kapan tetapi pasti akan datang mengunjungi kita kembali. Di satu saat yang tak pernah kita duga. Di satu ketika yang mungkin ketika itu kita telah menyangka bahwa segala-galanya telah selesai bagi kita.

Maka mari kita tetap jaga semangat kita untuk tak pernah berhenti berharap. Mari kita hadapi hidup ini dengan senyum walau mungkin terasa pedih dalam hati. Mari kita bergulat dengan kesulitan dan ketidak-mampuan kita dan dengan tetap mempertahankan semangat untuk ada dan untuk hidup. Dan percayalah, Tuhan kita selalu ada bahkan di balik situasi yang seakan tanpa kehadiran-Nya. Sebab jika kita bisa memahami bahwa di balik awan mendung setebal apapun selalu ada matahari di belakangnya, maka kita pun akan yakin bahwa di balik situasi hidup yang seakan tanpa jalan keluar selalu ada Tuhan menanti saat-Nya untuk hadir dan membuat segala kekelaman itu menguap sirna. Sebab Tuhan adalah harapan kita. Kita semua.

Berikanlah senyum-mu pada dunia. Bagikanlah semangat-mu, walau mungkin tersisa hanya sedikit, pada semesta. Sebab, bukankah mereka yang memberi dari kekurangan-Nya sesungguhnya adalah pemberi terbesar dalam kehidupan ini? Dan bukankah Tuhan sendiri bahkan telah memberi hidup-Nya sebagai manusia untuk kemudian bangkit dalam kemuliaan Paskah? Jadi jangan takut tetapi percayalah bahwa selalu ada cahaya dibalik pekatnya hidupmu. Selalu ada harapan di balik kelamnya hidupmu. Selalu ada. Sebab Tuhan itu harapan. Tuhan itu harapan. Maka tersenyumlah pada dunia. Tersenyumlah baik di hari yang teramat sulit maupun di hari yang demikian indah. Maka berkat-Nya akan turun lewat senyum itu. Senyumlah pada dunia. Ah......

A. Tonny Sutedja

HADAPILAH BEBANMU




Seperti musim yang selalu berganti, seperti warna yang tak hanya hitam dan putih. Seperti hidup ini selalu ada yang datang dan ada pula yang pergi. Kegembiraan dan kebahagiaan kita dapat berubah dalam sekejap menjadi kesedihan dan kekecewaan. Tetapi bukankah tanpa rasa kecewa kita takkan mengenal rasa gembira? Tanpa kesedihan apa mungkin kita tahu makna kebahagiaan? Demikianlah, tak ada musim hujan tanpa kita mengenal musim panas. Begitulah hidup ini kita jalani dengan penuh keaneka-ragaman yang tidak selalu menyenangkan namun selalu dapat dinikmati.

Karena keindahan bintang-bintang hanya dapat disaksikan dalam gelapnya malam. Kekuatan kita pun selalu akan teruji saat kita menghadapi tantangan. Seberat apa pun soal yang sedang kita hadapi, terimalah dengan ketabahan dan ketenangan seakan semuanya hanya masalah biasa saja. Sebab percayalah bahwa harapan pada perubahan akan selalu ada jika saja kita meyakini bahwa semua hanya soal upaya dalam menerima dan menjalani hidup kita sehari-hari. Maka biarpun kita merasa kecewa, janganlah bersedih. Kita tidak tahu kapan waktu kita usai tetapi selama kita mau dan mampu untuk memperjuangkan kebahagiaan kita, kita takkan kecewa. Dan hidup ini takkan sia-sia. Tak pernah akan sia-sia.

Tidak semua pertanyaan memiliki jawaban. Tidak semua persoalan memiliki jalan keluar. Memang. Tetapi pasti bahwa semua pada akhirnya akan berlalu juga. Demikianlah, musim datang dan pergi. Bertukar wajah dalam saat-saat yang tak pernah kita duga. Maka ada saatnya kita hanya dapat berharap. Berharap tetapi jangan pernah berhenti untuk berupaya. Sambil menyelesaikan satu demi satu kesedihan dan kekecewaan kita dengan penuh keyakinan bahwa pada akhirnya kita dapat meneguhkan hidup kita ini apa adanya. Inilah hidup kita. Inilah kita. Maka kita takkan kecewa. Takkan putus asa.

Di depan kita ada jalan terbentang panjang. Dengan ujung yang tak dapat kita lihat. Hanya dapat kita susuri. Dengan tak pernah berhenti. Dengan selalu melangkah maju. Kadang sambil tertatih-tatih karena keletihan atas beban yang harus kita pikul. Siapakah yang tak pernah memikul beban dalam hidupnya? Siapakah yang selalu dapat melangkah dengan pasti tanpa memikul masalah? Bukankah setiap orang selalu meyakini dirinya bahwa bebannyalah yang paling tak tertanggungkan? Jika begitu, beban siapakah yang bisa dikatakan dengan pasti sungguh tak tertanggungkan? Bukankah sesungguhnya setiap orang harus dan memang harus memikul masalahnya sendiri. Setiap orang punya kesedihan dan kekecewaannya sendiri. Tinggal bagaimana kita menghadapi dan menerima beban hidup ini. Hanya pada keyakinan kita terhadap hidup ini saja.

“Seandainya aku punya sayap, terbang terbanglah aku.....” demikian syair sebuah lagu indah. “Seandainya” adalah sebuah kata yang sayangnya, tak selalu dapat kita wujud-nyatakan. Bahkan sering tak mungkin dapat kita raih. Tetapi bagaimana pun juga syair itu berbunyi, keindahan lagu tersebut selalu dapat kita nikmati. Dan begitu pula dengan kehidupan ini. Sebuah hidup yang mungkin demikian perih dan pahit sekalipun selalu dapat kita nikmati dengan penuh rasa syukur. Bahwa paling tidak, kita dapat merasakan dan menjalaninya. Bahwa paling tidak, pengorbanan kita takkan sia-sia begitu saja. Bahwa selalu ada senyum dibalik tangis. Bahwa selalu ada harapan dibalik segala sesuatu yang terasa suram dan tak tertanggungkan. Kita hanya perlu percaya. Kita hanya butuh keyakinan. Maka kita pun mampu menjalaninya. Mampu menerima segala sesuatunya.

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." (Mat. 11: 28 – 30)

A. Tonny Sutedja

PEMROGRAMAN ULANG



Tahukah Anda bahwa sebagian besar keyakinan dan sikap hidup kita dibentuk oleh pengalaman masa lalu kita? Misalnya, televisi kuno Anda tiba-tiba rusak dan bermasalah. Untuk mengatasi masalah tersebut Anda menggebrak dan menggoncangkan-goncangkannya, lalu secara kebetulan televisi itu hidup kembali. Suatu kali ketika barang elektronik Anda yang lain rusak, hal pertama apakah yang akan Anda lakukan?



Kemungkinan besar Anda akan menggebrak dan menggoncang-goncangkannya lagi! Pengalaman masa lalu telah membentuk kita dan memberikan keyakinan bahwa dengan menggebrak dan menggoncang-goncangkannya, barang elektronik yang rusak bisa hidup kembali.

Mengapa ada orang yang memiliki perilaku seks menyimpang seperti halnya kelompok gay atau lesbian? Sebagian besar itu akibat dari pengalaman masa lalunya. Semisalnya ia pernah dikecewakan atau dikhianati oleh pria yang menjadi pacarnya, maka pengalaman itu dijadikan sebuah kebenaran bahwa semua pria di dunia memiliki sifat-sifat seperti mantan pacarnya tersebut. Akhirnya orientasi seksualnya beralih dari pria kepada sesama jenisnya.

Pengalaman hidup memang bisa dijadikan salah satu acuan hidup, supaya kita bisa menjadi lebih bijak untuk waktu yang akan datang. Namun pengalaman hidup di masa lalu tidak bisa kita jadikan sebagai patokan atau standar kebenaran. Anda mungkin dikecewakan oleh seorang pendeta, tapi itu bukan berarti semua pendeta buruk. Anda mungkin melihat satu orang Kristen yang penuh kepalsuan, tapi itu bukan berarti semua orang Kristen munafik. Anda pernah gagal dalam karir atau usaha, tapi itu bukan berarti hidup Anda berakhir dengan kegagalan.

Jika kita mengalami pengalaman buruk di masa lalu, hal yang perlu kita lakukan adalah melakukan pemprograman ulang diri kita sendiri dengan menggunakan standar Firman Tuhan. Jangan sampai pengalaman buruk menimbulkan traumatis dalam hidup kita, lagipula Tuhan selalu berurusan pada kita hari ini, bukan dengan hidup kita di masa lalu. (Kwik/renungan-spirit)

Atasi pengalaman masa lalu kita yang buruk dengan pemprograman ulang diri kita sendiri.

* * * * *

Firman-Nya: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala!" (Yesaya 43:18)

THIS, TOO, WILL PASS ...



Apakah anda senang menghadapi masalah besar?  Anda ada di dalam kekalutan?  Ijinkan saya menceritakan kisah Raja Salomo dan Panglima Benaya Bin Yodaya.

Raja Salomo terkenal amat bijak. Dia senang akan pengetahuan. Suatu hari ia ingin menggoda Benaya, panglimanya yang sangat hebat dari segi ilmu perang, tapi menurut Salomo kurang berhikmat.



"Benaya, saya menugaskan engkau mencari Cincin Sakti"

"Apa kesaktian cincin ini, Baginda?"

"Hanya dengan memandang cincin ini, orang gembira akan menjadi sedih, dan orang sedih akan menjadi gembira", jelas Salomo.

Maka berangkatlah Benaya ke seluruh pelosok kerajaan, mencari Cincin Sakti ini. Upayanya nyaris sia-sia, sampai suatu hari ia bertemu seorang kakek pedagang yang datang dari jauh. Dengan berharap cemas, Benaya bertanya mana tahu sang kakek ini tahu Cincin Sakti.  Mendengar penjelasan Benaya, sang kakek mengeluarkan cincin emas dan mengukirkan tiga kata di situ, lalu menjualnya kepada Benaya.

Benaya membacanya dan tersenyum. Pencariannya telah berakhir.  Segera ia datang ke singasana Raja Salomo.  Melihat Benaya datang, Raja dan para menteri tersenyum geli. Mereka merasa berhasil mempermainkan Benaya.

Dengan senyum lebar Raja Salomo memandang cincin itu, dan saat ia membaca ketiga kata yang terukir di sana, wajahnya berubah cemberut. Di situ tertulis: “Gimel Zayin Yud”, artinya “Inipun akan berakhir!”. This, too, shall pass.

Raja Salomo menyadari, semua kehebatannya, semua hikmatnya, akan berakhir.  Suatu saat ia akan kembali menjadi debu.  Wajahnya berubah dari gembira menjadi sedih.  Persis seperti yang ia minta pada Benaya.

Tapi tiga kata itupun menjadi sumber kekuatan bagi begitu banyak orang yang menderita. “Inipun akan berakhir ...”

Ini menjadi sumber kekuatan Abraham Lincoln ketika menghadapi masalah perang sipil.  Ini menjadi kekuatan Martin Luther King saat menghadapi penindasan terhadap kulit hitam. Dan Presiden Obama pun menggunakan “cincin sakti” ini saat menghadapi krisis ekonomi yang hebat.

Banyak kita sangat tertekan karena meras bahwa masalah yang kita hadapi, kesulitan yang kita alami itu, penyakit yang kita idap, situasi buruk yang melingkupi kita itu bersifat permanen.  Selama-lamanya.

Padahal tidak.  Kata Cincin Sakti itu juga “Gimel zayin yud..”, this, too, shall pass.  Tidak ada yang kekal. Termasuk kesulitan kita.

Jadi saat pikiran kita diganggu dengan beban masalah.  Jangan kuatir.  Itu cuma sementara.  Itu cuma transisi.  Itu akan berakhir. Buang jauh-jauh pikiran bahwa masalah kita itu permanen. This, too, will pass ... (Armein Z. R.)

* * * * *

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. (Pengkhotbah 3:1)

MENJADI PENYELUNDUP ALKITAB DI PENJARA



Sebelum menjadi Kristen, BK adalah Asisten Gubernur dalam pemerintahan komunis Laos. Setelah menjadi Kristen, ia tidak dapat berhenti memberitakan Kabar Baik. Ia hanya tahu sedikit tentang iman barunya, tetapi ia tahu bagaimana mengarahkan orang-orang kepada Tuhan. Pihak berwenang berkali-kali memperingatkannya, sebelum akhirnya menahannya pada tahun 1999 dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.



Mereka memasung dan memborgol kedua tangannya. BK ditahan di sebuah ruangan yang gelap, tanpa makanan dan minuman selama 7 hari lamanya. Ketika para penjaga menawarkan makanan dan minuman kepadanya, ia menolak menerimanya -- ia harus berhati-hati, karena takut kalau makanan dan minuman itu beracun. BK ditahan di sebuah sel seorang diri selama satu tahun tanpa sebuah Alkitab. Selnya dibangun dari batu dan beton, memiliki pintu besi dengan sebuah lubang kecil yang berkarat sebagai jalur keluar masuknya udara.

Setelah setahun dalam sel isolasi, BK dipekerjakan sebagai pencari kayu bakar dan membersihkan ladang. Setiap kali ia beristirahat sejenak untuk melepas lelah, seorang penjaga menodongkan senjata di punggungnya dan memakinya. BK melakukan pekerjaan mencari kayu bakar selama 10 dari 13 tahun masa hukumannya di penjara. Akhirnya, para penjaga percaya kepadanya dan membiarkannya mengumpulkan kayu bakar seorang diri. Pada hari pertama, ia mencari kayu bakar untuk dua hari. Pada hari kedua, ia berenang di aliran sungai dan berlari ke rumahnya, mengambil 5 buah Alkitab, menyembunyikannya di antara tumpukan kayu bakar, lalu membawa kayu bakar ke kamp.

Suatu hari, seorang penjaga menemukan sebuah Alkitab di tas BK. Mereka membawa BK ke kantor dan memaksanya membaca seluruh isi kitab dengan suara keras di hadapan sekelompok penjaga. Walaupun ia tidak bisa mengambil kembali Alkitabnya, tetapi BK masih menyimpan Alkitab yang lainnya. Ia juga menyelundupkan sebuah radio kecil, yang dibungkus dengan daun yang besar, saat ia membawanya masuk bersama tumpukan kayu bakar. Alkitab dan radio menolongnya bertumbuh dalam imannya. Suatu hari, para penjaga menemukan Alkitab dan radionya, serta menyitanya. Tetapi, BK tetap saja berhasil menyelundupkan lebih banyak Alkitab ke dalam penjara.

Pada bulan Januari 2012, kepala penjara berkata kepadanya, "Keluargamu begitu kuat dalam iman sehingga kekristenan berkembang luas. Itulah alasan mengapa kamu tetap di sini. Kami tidak akan membebaskanmu karena keluargamu masih mengabarkan Injil. Jika kamu ingin bebas, pulanglah ke rumah, minum-minumlah, bermain-mainlah dengan perempuan, berjudi, dan bergabunglah dalam partai seperti kami. Janganlah kamu hidup seperti sekarang; berhentilah memercayai imanmu atau kamu akan tetap miskin." BK menjawab, "Jika Anda berhenti menyembah patung emas atau perunggu, saya akan berhenti menyembah Tuhan. Jika Anda tidak mau berhenti, bagaimana mungkin Anda memaksa saya untuk berhenti?"

Pada Februari 2012, 2 tahun sebelum masa tahanannya berakhir, ia dibebaskan. Sebelum ia pergi, kepala penjara mengingatkannya untuk tidak memberitakan Kabar Baik atau berinteraksi dengan orang-orang Kristen lainnya. Saat ini, BK telah berkumpul dengan keluarganya. BK mengucapkan terima kasih kepada seluruh orang Kristen untuk dukungan doa yang diberikan kepadanya selama ia di penjara. Ia juga memohon agar setiap orang Kristen tetap setia mendoakan negaranya, Laos, agar masyarakat di sana menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

(Diambil dan disunting seperlunya dari:/Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi September -- Oktober 2012/Penulis: Tidak dicantumkan/Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Surabaya/Halaman: 5-6/i-kan-misi)

* * * * *

PENDETA YN DI IRAN

Pendeta YN, seorang pendeta Iran yang dinyatakan bersalah atas dakwaan pemurtadan dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 2010, akhirnya dibebaskan dari penjara. Pembebasan itu menyusul sidang dengar pendapat yang dilaksanakan pada 8 September tahun lalu. Dalam sidang itu, dakwaan atas pemurtadan ditarik dan diganti dengan dakwaan atas aktivitas penginjilan. Untuk dakwaan ini, Pendeta YN dituntut hukuman selama 3 tahun penjara. Akan tetapi, karena pada saat sidang itu berlangsung ia telah dipenjara selama 2 tahun 11 bulan, maka jangka waktu itu ikut dihitung ke dalam tuntutan hukuman yang baru. Karena itu, pengadilan menerima permohonan pembebasan bersyarat satu bulan lebih awal dengan uang jaminan.

Setelah pembebasannya, Pendeta YN menulis surat ucapan terima kasih. "Aku ingin menyatakan terima kasihku kepada orang-orang yang telah mengusahakan pembebasanku dan kepada orang-orang yang mendukungku, baik secara terbuka maupun sama sekali rahasia. Kalian semua adalah orang-orang yang aku kasihi. Tuhan Yesus memberkati kalian dan memberi kalian kasih karunia-Nya yang sempurna."

* * * * *

Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." (Matius 5:10-12)

Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. (Yohanes 16:2)

MENGIKUTI JEJAK SANG AYAH



Hidup di tengah hutan Peru adalah masa-masa yang indah bagi Linder yang saat itu berusia 4 tahun. Ayah dan ibunya mengasihinya dan ada banyak waktu untuk bermain bersama teman-temannya.



Ayah Linder adalah seorang penginjil keliling yang sering bepergian dari desa ke desa untuk memberitakan Injil Kristus. Karena kegiatannya ini, tentara yang bertugas di daerah itu kemudian mencurigai ayah Linder. Mereka mencurigainya terlibat dalam kelompok teroris dan karena itu, ia harus mati.

Akan tetapi, mereka memerlukan pengakuan. Untuk mendapatkan itu dari ayah Linder, mereka menangkap Linder dan meletakkan kepalanya di atas batu. Tanpa menunjukkan rasa kasihan, mereka memotong daun telinga Linder dengan bayonet.

Linder menjerit kesakitan, namun hati ayahnya terasa lebih sakit lagi melihat anaknya menderita. Kalut dan khawatir dengan keadaan Linder, ayahnya berteriak keras, "Baiklah ... baiklah, saya seorang teroris, apa pun yang ingin kalian dengar, tetapi tolong jangan sakiti anak saya!"

Merasa senang mendengar pengakuan ini, tentara kemudian memberondong ayah Linder dengan tembakan tepat di hadapan Linder. Berlumuran darah di wajahnya, Linder tidak hanya kehilangan daun telinganya, ia baru saja kehilangan ayah yang dikasihinya.

Kekerasan yang dialami Linder tidak hanya membunuh ayahnya, tetapi juga membunuh indahnya masa kecil anak laki-laki ini. Sekejap, ia berubah menjadi seorang anak yang penuh kemarahan dan dendam. Ia bersumpah, tidak akan ada siapa pun dan seorang pun yang dapat menyakitinya lagi.

Dua tahun kemudian, karena kemiskinan yang semakin menyengsarakan keluarga ini, ibu Linder memutuskan untuk mengirimnya ke panti asuhan di ibu kota yang dikelola oleh sebuah yayasan Kristen. Kemarahan dan luka dalam hati Linder membuatnya sulit berinteraksi dengan anak-anak lain, bahkan ia tidak tunduk pada pimpinan panti asuhan.

Ketika Pendeta Guillermo dan istrinya mengambil alih menjadi pemimpin di panti asuhan tersebut, mereka semakin tergelitik melihat Linder kecil yang selalu berusaha menghindari mereka berdua. Pendeta Guillermo mulai berdoa pada Tuhan untuk memberinya hikmat melayani Linder.

Satu hari, Pendeta Guillermo menggenggam tangan Linder dan memandang jauh ke dalam matanya. Ia bisa merasakan Linder mencoba untuk melepaskan cengkeramannya dan lari. Namun, Pendeta Guillermo memegangnya erat-erat.

Menyadari bahwa ia tidak mungkin melawan, Linder balas menatap Pendeta Guillermo. Dengan tegas, namun penuh kasih, Pendeta Guillermo berkata kepadanya, "Linder, aku ingin engkau membayangkan tentara yang membunuh ayahmu. Bayangkan wajahnya sekarang!" Tubuh Linder bergetar dan aura kebencian memenuhi seluruh dirinya, matanya menyala dengan kebencian. Mengetahui ia tidak bisa melarikan diri, Linder mulai mengeluarkan kata-kata kebencian dari hatinya.

Setelah itu, Pendeta Guillermo berkata lagi, "Sekarang, gantikan wajah itu dengan wajahku" Jika saja Pendeta Guillermo tidak memegang lengan Linder erat-erat, tanpa ragu kemarahan Linder pasti sudah ditumpahkan pada Pendeta itu. Air mata sudah membasahi wajah Linder, ia menangis dengan segenap hatinya.

Pendeta Guillermo masih memegangnya erat, "Sekarang Linder ...." ia memohon, "Ampuni aku ... tolong ampuni aku."

Dalam sekejap mata, rantai itu putus. Otot tubuh Linder yang tadi menegang mulai terasa rileks, dan suara tangis yang menyakitkan mulai keluar leluasa dari dalam hatinya. Ia menangis, menangis, dan terus menangis, tapi tangisan ini adalah tangisan pemulihan. Kemarahan, rasa sakit dan takut yang ia simpan bertahun-tahun, tumpah ruah bersama air matanya.

Sekarang, jika ada tamu datang ke panti asuhan, Linder akan berkata pada mereka, "Kalau saya dewasa nanti, saya akan menjadi penginjil seperti Ayah."

(Diambil dari:/Judul Buletin: Frontline Faith, Januari - Februari 2011/Penulis: Tim Redaksi/Penerbit: Open Doors Indonesia, Jakarta/Halaman: 2-3/i-kan-kisah)

* * * * *

Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." (Matius 5:10-12)

Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. (Yohanes 16:2)

GOPEK DULU DONK



Dulu waktu aku kecil, aku sering sekali nonton si Unyil, sebab saat itu memang jarang ada film buat anak kecil. Dan di film itu ada tokoh yang namanya pak Ogah. Kita pun mungkin tahu akhirnya panggilan pak Ogah itu ditujukan kepada para tukang minta-minta di jalan-jalan, entah itu tukang parkir, maupun pengamen dan sejenisnya.

 
Dulu pak Ogah sering bilang, "Cepek dulu donk", yang belakangan menjadi "Gopek dulu donk". Tapi sekarang pak Ogah, kalau di jalan-jalan paling minimal memang menerima gopek atau lima ratus rupiah.



Uang lima ratus rupiah sekarang hanya ada dalam bentuk uang logam. Kita pun tahu kalau uang logam selalu mempunyai 2 sisi atau 2 gambar yang berbeda.

Begitupun dengan hal-hal yang terjadi disekitar kita. Seringkali suatu kesempatan itu mempunya dua sisi yang berbeda seperti uang logam. Kalau dilihat secara positif, maka kesempatan itu akan menjadi berkat. Tapi sebaliknya jika kesempatan itu kita pandang secara negatif, kita akan mudah sekali mengeluh bahkan mungkin menganggapnya suatu kesialan.

Belakangan ini saya sering berpikir, "Kok Tuhan gitu amat ya sama saya?" Saya sudah melakukan ini dan itu, tapi kok tetep aja kena masalah-masalah yang aneh-aneh.

Tetapi setelah beberapa waktu saya merenungkan kejadian-kejadian itu, ternyata sebenarnya Tuhan bukan merencanakan yang buruk kepada kita, melainkan berkat yang tidak biasa (saya menyebutnya berkat spesial) kepada kita.



Kesaksian saya yang sering kali saya tulis, dulu waktu pertama kali memakai tongkat lalu kursi roda, saya protes sama Tuhan: "Kenapa saya harus sakit dan jadi seperti ini?" Tetapi ketika Tuhan membukakan pikiranku bahwa ada maksud-NYA membuat saya masih sakit sampai saat ini adalah dengan suatu tujuan yang LUAR BIASA.

Ada 1 hal yang sering kali saya buat orang lain jadi tidak merasa kasihan bahkan mungkin iri sama orang seperti saya. Ketika saya pergi ke gereja lain untuk ibadah disana, "pertama" biasanya saya menjadi pusat perhatian (padahal nggak ngarep jadi artis). "Kedua" karena mendapat perhatian lebih, maka jatah makanan atau yang nawari makanan lebih banyak (padahal saya makannya sedikit). "Ketiga" ketika pulang lalu bertemu lagi di kesempatan yang lain kemungkinan besar banyak orang yang ingat sama saya, walaupun mungkin tidak tahu/ingat nama saya (padahal nggak gitu ingin eksis).

Tadi siang, kalau yang lain pada merayakan 17 Agustus-an saya malah pergi ke seminar Guru Sekolah Minggu di gereja lain bersama teman-teman GSM. Seperti kesaksian saya di atas ternyata cara diatas masih tetap saja ampuh, ditambah pula saya diperkenalkannya sebagai GSM. Mabok-mabok dah orang-orang di sana, mungkin ada yang berpikir, "Ini orang gimana bisa jadi GSM?" :)

Di satu sisi saya memang "cacat", tapi di sisi lain hal itu membuat Tuhan dapat lebih berkarya di dalam hidup saya.

Saya amat sangat yakin, Tuhan pun PASTI mampu berkarya di hidup ataupun masalah yang teman-teman semua hadapi. Apapun yang terjadi pada kita pandanglah dari sisi yang berbeda, dan temukan berkat spesial di dalamnya.

Mungkin saat ini kita menghadapi masalah dengan rekan sepelayanan, teman, keluarga, ataupun dengan orang-orang dekat lainnya. Memang secara sekilas nampaknya hal-hal itu adalah "kesialan" bagi kita, tetapi sebenarnya Tuhan tidak pernah merancangkan hal yang buruk kepada kita.

Ketika kita dapat melihat sisi yang sama seperti Tuhan rencanakan, kita akan merasa hal-hal itu adalah berkat yang sungguh amat spesial yang diciptakan Tuhan khusus untuk kita. Sebab kemungkinan hal itu tidak menimpa kepada setiap orang, hanya kepada orang-orang yang dikasihi-Nya dan dipercaya-Nya, yang diberikan berkat spesial itu.

Selain itu, berkat spesial itulah yang membuktikan bahwa Tuhan Yesus benar-benar ada dan Maha Kuasa di dalam kehidupan kita. Sebab hanya DIA sajalah yang dapat memberikan berkat spesial itu, dan sanggup membuat hidup kita tidak membosankan.

NB: Coba bayangkan kalau sampai saat ini saya masih mengeluh terus-terusan akan keadaan saya yang seperti sekarang? Saya yakin, saya tidak akan bertemu dengan teman-teman yang mau membaca tulisanku di atas. (Dedy.Yanuar)

* * * * *

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28)

Ledakan Meteor, 50 ORANG MASIH DIRAWAT INTENSIF



Kompas, Minggu 17 Februari 2013

CHELYABINSK, SABTU - Sekitar 50 orang masih dirawat intensif di rumah sakit, termasuk satu orang yang mengalami koma, hingga Sabtu (16/2), satu hari setelah mereka menderita luka-luka akibat terkena dampak gelombang kejut jatuhnya meteor di kawasan Chelyabinsk, Rusia tengah.

 
Sebuah foto yang diambil polisi Chelyabinsk, Rusia, menunjukkan, beberapa orang berdiri di dekat lubang yang diduga sebagai tempat jatuhnya meteor di luar kota Chebarkul, wilayah Chelyabinsk. Sebuah meteor meledak dan melukai lebih dari 1.000 orang, sebagian besar akibat pecahan kaca. Pemerintah provinsi mengatakan, meteor itu jatuh di sebuah danau di luar kota Chebarkul.

Para pejabat Pemerintah Rusia menyebutkan, lebih dari 1.200 orang menderita luka-luka, sebagian besar akibat terkena pecahan kaca, dalam kejadian langka tersebut. Meteor itu memasuki atmosfer bumi di atas kota Chelyabinsk, Jumat (15/2) sekitar pukul 09:20 waktu setempat, meninggalkan jejak putih di langit sebelum meledak memancarkan cahaya yang lebih terang daripada matahari.



Beberapa menit kemudian, gelombang kejut ledakan dan dentuman sonik meteor itu datang , memecahkan kaca jendela lebih dari 4.000 bangunan di kota tersebut dan sekitarnya. Sebuah pabrik seng bahkan kehilangan atap dan sebagian dindingnya.

Gubernur Oblast Chelyabinsk Mikhail Yurevich mengatakan, kerugian materi akibat insiden tersebut mencapai 1 miliar rubel (Rp 321 miliar). Yurevich mengatakan, ribuan pekerja darurat telah dikerahkan untuk mulai mengganti kaca-kaca jendela yang pecah. Diharapkan, dalam waktu sepekan, semua jendela yang pecah sudah bisa diganti.

Namun, seminggu bisa jadi terlalu lama bagi warga di kawasan pegunungan Ural yang masih dicekam musim dingin itu. Suhu udara pada siang hari di Chelyabinsk mencapai minus 12 derajat celcius dan bisa anjlok menjadi minus 20 derajat celcius pada malam hari.

Lebih dari 24.000 petugas darurat pun dikerahkan untuk mengganti kaca jendela dengan penutup darurat, seperti plastik atau papan kayu. Mereka juga mengumpulkan pakaian hangat dan bahan makanan untuk membantu warga yang terdampak.

30 Kali Bom Atom

Sementara itu, para ilmuwan dari seluruh dunia berlomba mencari penjelasan insiden jatuhnya meteor di Rusia tersebut. Para ilmuwan Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) memperkirakan, meteor tersebut berdiameter 17 meter dan berbobot 10.000 ton sebelum memasuki atmosfer bumi.

Badan Antariksa Federal Rusia (Roscosmos) menyebut kecepatan meteor tersebut saat memasuki atmosfer bumi mencapai 30 kilometer per detik.

Saat bergesekan dengan atmosfer, meteor mulai terbakar dan kemudian meledak, melepaskan energi sebesar 500 kiloton TNT. Energi tersebut kira-kira setara dengan 30 kali energi bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, 6 Agustus 1945.

Melihat ukuran meteor tersebut, Paul Chodas, ilmuwan Program Obyek Dekat Bumi di Jet Propulsion Laboratory NASA, menduga banyak serpihan meteor berukuran besar yang sampai ke permukaan.

Otorotas Rusia menduga serpihan meteorit tersebut jatuh ke danau Cherbakul, sekitar 80 kilometer sebelah barat Chelyabinsk. Di lapisan es danau beku tersebut terlihat lubang selebar 6 meter, yang diduga menjadi titik jatuhnya meteorit.

Namun, hingga Sabtu, tim penyelam yang mencari hingga ke dasar danau belum menemukan serpihan meteor tersebut. Jarak pandang terbatas dan lapisan lumpur tebal di dasar danau menghalangi pencarian. (REUTERS/AFP/DHF)

* * * * *  


Peristiwa di atas merupakan satu contoh betapa dahsyat dan mengerikan ketika Meterai ke-enam dibuka: meteor (bintang-bintang) berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.



Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang. Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya. (Wahyu 6:12-14)

Satu meteor jatuh di Rusia, ledakannya setara dengan 50 kali bom atom, dengan korban luka-luka 1.000 orang, padahal lokasinya di daerah kecil 900 kilometer sebelah timur Moskow. Ketika meterai keenam dibuka, maka meteor-meteor akan berjatuhan ke atas bumi menimpa kota-kota baik yang kecil dan besar membuat semua penduduk bumi dicekam kengerian yang hebat dan gemetar ketakutan.

Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu." Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan? (Wahyu 6:15-17)

Jika Tuhan sudah memberikan tanda-tanda mengenai kedahsyatan hari Tuhan, baik mengenai gemba bumi, tsunami maupun meteor jatuh, sebagai anak Allah, sebaiknya sekarang ini kita mulai mempersiapkan diri untuk menjadi “gadis yang bijaksana” yang tekun menantikan kedatangan sang Mempelai Agung dengan menjaga kekudusan hidup dan menjadi pelaku Firman dengan setia.

Justru ketika kita selalu mempersiapkan diri dan tekun menantikan kedatangan Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan melindungi kita dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.

Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi. (Wahyu 3:10)

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

Maranatha!

Minggu, 17 Februari 2013

Why Should We Pray?

Penulis : Rev. DR.David Yonggi Cho

Kutipan Injil: Lukas 18: 1-8
Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. KataNya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku. Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"

Siapapun yang tinggal di bumi akan berdoa bila ia sedang terjepit pada suatu jalan buntu. Tidak ada seorangpun yang tidak berdoa bila ia sedang berada dalam situasi yang sulit. Oleh karena itu, doa berhubungan erat dengan semua orang. Terutama bagi anak-anak Tuhan, doa adalah nafas kita. Jika anda tidak bernafas, anda akan mati. Orang Kristen yang tidak berdoa sama seperti orang yang mati secara rohani.

Tuhan kita Yesus Kristus berdoa dan berpuasa selama 40 hari 40 malam sebelum Ia memulai pelayananNya. Selama pelayananNya, Injil memberitahu kita bahwa Ia seringkali pergi menyendiri untuk berdoa. Dan hingga saat-saat terakhir hidupNya di salib Kalvari, Ia masih saja berdoa.
Sekarang kita hidup di masa yang berbahaya. Pada akhir zaman ini, setan mengaum seperti seekor singa yang sedang mencari mangsa untuk dimakan. Dengan menggunakan semua rencananya, seta n akan berusaha untuk memangsa orang-orang pilihan Tuhan. Agar dapat hidup di dalam iman dan dapat mengatasi setan di masa yang sulit ini, orang-orang Kristen harus mengusahakan dirinya sendiri agar selalu berdoa. Jika kita tidak berdoa, kita tidak akan mengerti tentang Firman Tuhan. Jika kita tidak berdoa, kita tidak akan pernah berhasil dalam perjalanan kristiani kita.
Sekarang saya akan berbagi dengan anda tentang hubungan antara doa dan kehidupan Kristiani.

I. Hubungan antara doa dan kehidupan Kristiani.

I. Doa Membawa Pertobatan
Siapapun yang berlutut di hadapan Allah dan membuka hatinya dalam doa, dengan kuasa Roh Kudus ia akan mengakui dosa-dosanya dan bertobat. Doa selalu berhubungan dengan pertobatan pribadi di hadapan Allah.

Ketika kita masih tinggal di bumi, meskipun kita adalah orang Kristen, kita bisa saja tidak patuh terhadap hukum Tuhan dan melakukan dosa serta pelanggaran-pelanggaran. Kita masih tidak mematuhi Fir man Tuhan. Kita melakukan banyak kesalahan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tetapi ketika kita berdoa, kita mulai memandang ke dalam diri kita sendiri seperti Tuhan memandang kita, dan kita menjadi bertobat dari dosa-dosa kita dan dari kesalahan-kesalahan kita.

Doa Menghancurkan Ke-ego-an Kita
Doa juga menghancurkan keegoan kita dan kekeraskepalaan kita. Ketika kita berdoa kepada Bapa kita yang di sorga yang telah menciptakan sorga dan bumi serta segala isinya, maka keegoan kita akan lenyap di hadapanNya, sama seperti gelombang laut yang besar pecah ketika menghantam pantai. Menjalani kehidupan beriman bukan berarti menarik Allah kepada kita, tetapi kita yang harus merendahkan diri kita sehingga kita dapat lebih dekat lagi dengan Allah kita yang tidak terbatas. Kita hanya boleh mempercayai Dia seorang, dan kita tidak boleh bersandar pada keterbatasan kita. Bekerjasama dengan Roh Kudus akan menghancurkan keterbatasan kita dan Ia akan m embawa kita kepada Tuhan sehingga kita akan sungguh-sungguh hidup dalam iman. Bekerjasama dengan Roh Kudus merupakan satu-satunya kemungkinan untuk mendapatkan kehidupan doa yang kuat. Doa membawa kita kepada Tuhan, sehingga kita akan menjalani kehidupan yang berpusat kepada Tuhan.

Firman Tuhan berkata: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12: 2). Tanpa berdoa, kita tidak akan pernah bisa membuktikan apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Anak-anak Tuhan harus berdoa jika mereka benar-benar menginginkan kehidupan rohani yang berkemenangan. Mengambil waktu beberapa menit untuk meminta beberapa permohonan kepada Tuhan tidak bisa disebut sebagai doa. Agar kita dapat lebih dekat kepada Tuhan dan agar kita dapat hidup dalam rahmat Tuhan, orang Kristen harus berdoa paling sed ikit satu jam sehari.

Doa Membuat Kita Mau Menerima Kehendak Tuhan
Tidak mudah bagi kita untuk berdoa paling sedikit satu jam sehari. Ketika kita mulai berdoa, banyak pikiran dan gangguan yang timbul di dalam pikiran kita. Tetapi ketika kita dapat menolak dan mengatasinya, pemberontakan dan kekhawatiran yang ada di dalam pikiran kita akan lenyap. Karena kekuatan jahat sudah dikalahkan, maka hubungan kita dengan Tuhan berdasarkan kasih karuniaNya akan berlanjut.
Selain itu, ketika roh kita sedang sungguh-sungguh berdoa, dalam anugerahNya kita akan mengetahui kehendak Allah dan karenanya kita mau melakukan kehendakNya.

Berdoa merupakan salah satu beban terberat dari tugas saya sebagai pendeta, tetapi berdoa merupakan prioritas yang pertama karena saya tahu berdoa merupakan kehendak Tuhan. Selama saya memberitakan Injil di luar negeri, saya berdoa paling sedikit selama tiga jam untuk setiap pelayanan mimbar. Ketika saya harus duduk be rdoa selama tiga jam, sulit rasanya untuk berkonsentrasi. Ketika saya sedang berkhotbah di Jepang, dimana kuasa gelap begitu kuat, saya seringkali harus berdoa selama lima jam sebelum saya melayani. Pada hari Sabtu, saya berdoa paling sedikit selama empat jam untuk pelayanan pada keesokan harinya, karena pengajaran akan Firman Tuhan harus disertai oleh kuasa Roh Kudus agar dapat tersampaikan kepada jemaat. Ini bukanlah pekerjaan manusia ataupun hikmat manusia, ini juga bukan pengetahuan semata, ataupun suara manusia.
J
adi, ketika seseorang berdoa, ia harus mengakui dosa-dosanya dan bertobat di hadapan Tuhan. Dengan perhitungan dan metode manusia, ia tidak akan pernah bisa mengatasi dunia. Tetapi dengan kuasa Roh Kudus, ia dikuatkan sehingga ia dapat hidup berkemenangan dan dapat senantiasa berjalan bersama Tuhan.

II. Hubungan Antara Doa dan setan

Doa Merupakan Senjata untuk Melawan setan
Melalui doa kita dapat melu cuti setan dan senjatanya, dan setan akan kabur. Alkitab mengatakan: "Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6: 12)

Kuasa jahat tidak dapat kita lihat dan tidak bisa kita perangi dengan cara dan alat-alat fisik. Hanya doa sajalah yang dapat digunakan di dalam pertarungan melawan kuasa jahat ini.

Daniel dapat mengatasi kuasa jahat melalui doa yang terus menerus selama 21 hari. Melalui doa yang terus menerus dan tetap setia di dalam Dia, Daniel akhirnya menerima jawaban dari Tuhan. Malaikat yang membawa jawaban dari Tuhan itu dengan jelas berkata: "Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu. Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia. Lalu aku datang untuk membuat engkau mengerti apa yang akan tejadi pada bangsamu pada hari-hari yang terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu." (Daniel 10: 12-14)
Hal ini memberitahukan kepada kita bahwa meskipun doa-doa kita telah sampai kepada tahta Allah, kuasa gelap telah mencegah datangnya jawaban Allah kepada kita. Caranya agar dapat mengatasi kekatan spiritual yang jahat ini adalah dengan terus berdoa sampai kepastian itu datang untuk mengkonfirmasi bahwa Tuhan telah mendengar doa kita. Jika Daniel menjadi putus asa setelah sehari berdoa, dia tidak akan menerima jawaban dari Tuhan; tetapi ia tetap berdoa hingga 21 hari. Sebagai hasilnya, ia dapat mengalahkan kekuatan jahat itu dan menerima jawaban dari Tuhan.

Kita harus tahu bahw a musuh kita yaitu, setan, selalu berusaha menggagalkan agar jawaban dari Tuhan tidak sampai kepada kita. Apabila jawaban dari Tuhan itu tertunda, maka kita harus ingat akan Daniel dan tidak menjadi putus asa. Kita harus senantiasa berdoa kepada Tuhan.

Doa dapat mengusir setan
Pada suatu hari Yesus membawa tiga orang murid-muridNya, yaitu Petrus, Yakobus 577 Yohanes, untuk bersama-sama dengan Dia naik ke sebuah gunung yang tinggi dan mereka meninggalkan kesembilan murid lainnya di desa. Sekumpulan orang-orang dengan segera mengerumuni kesembilan murid-murid tersebut, termasuk ahli-ahli Taurat, dan merekapun menanyai murid-murid tersebut. Kemudian seorang laki-laki membawa anak laki-lakinya yang telah kerasukan roh sehingga membuat anak tersebut menjadi bisu. Ia membawa anaknya kepada para murid agar dapat dilepaskan dari roh kebisuan tersebut. Tetapi para murid tidak dapat mengusir setan itu keluar, maka orang-orang yang berdiri di sekeliling mereka mulai mengolok-olok para murid tersebut.

Ketika Yesus melihat kejadian tersebut, Ia segera menegur roh jahat tersebut dengan keras, kataNya, "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah daripada anak ini dan jangan memasukinya lagi!" Dan roh tersebut segera meninggalkan anak itu. Beberapa waktu kemudian, para murid menanyakan hal itu kepada Yesus dengan diam-diam, "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?" Dan Yesus menjawab: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa." (Markus 9: 29). Firman Tuhan ini mengatakan kepada kita bahwa jika kita banyak berdoa, maka kita akan dipenuhi dengan kuasa Tuhan, dan kitapun dapat mengusir kekuatan jahat.

Setan adalah mahluk roh. Mereka tidak dapat dilihat dengan mata biasa, tetapi mereka dapat dirasakan. Tujuan mereka adalah untuk menghancurkan kehidupan kita, keluarga kita dan keadaan kita. Untuk mencegah rencana jahat mereka, kita harus berdoa. Itulah se babnya mengapa kita harus selalu berdoa terus menerus.

Ketika orang Israel meninggalkan Mesir, mereka harus berperang melawan tentara Amalek sebelum mereka memasuki tanah Kanaan. Pertempuran tersebut begitu dahsyat sehingga Musa memerintahkan Harun dan Hur untuk pergi ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Musa mengangkat tangannya dan berdoa, maka Israel yang memenangkan pertempuran. Namun, ketika Musa menurunkan tangannya karena kelelahan, maka Amaleklah yang menang. Maka, Harun dan Hur memegangkan tangan Musa selama berdoa dan Israelpun memenangkan pertempuran itu. Hal ini dengan jelas menunjukkan pada anda dan saya bahwa doa yang tetap dan terus menerus akan menghancurkan kekuatan musuh. Karena alasan inilah orang Kristen harus selalu berdoa untuk kebutuhan mereka, keluarga mereka, dan untuk gereja mereka. Jika orang-orang berdoa bersama-sama untuk bangsa mereka, maka mereka dapat mengatasi krisis yang terjadi di dalam bangsa tersebut.

Selama Perang Dunia II, 300.0 00 pasukan tentara elit Inggris terkurung pada sebuah desa nelayan kecil di Perancis dan mereka dikelilingi oleh pasukan Jerman yang berteknologi tinggi. Sebelum krisis nasional ini, orang-orang Inggris menyelenggarakan pertemuan doa nasional dan mereka mulai berdoa kepada Tuhan. Perdana Menteri Winston Churchill berdoa pada bangku paduan suara di Katedral Westminster. Seluruh pekerja berdoa di pabrik mereka. Para ibu rumah tangga berdoa di rumah mereka dan para siswa berdoa di sekolah mereka. Secara ajaib, cuaca di Perancis berubah. Hujan yang sangat lebat turun pada hari penyerangan yang telah direncanakan. Tuhan mendengar dan menjawab doa mereka. Akhirnya seluruh 300.000 tentara Inggris itu dapat melarikan diri dengan selamat. Kejadian menakjubkan yang merupakan jawaban doa dari Tuhan ini terekam dalam catatan sejarah perang Inggris. Saya berdoa semoga semua orang Kristen mengetahui bahwa satu-satunya jalan untuk mematahkan kekuatan musuh adalah dengan melalui doa.

III. Hubungan antara doa dan Roh Kudus
Doa membebaskan Roh Kudus untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan besar bagi Tuhan. Ketika Yesus naik ke sorga, murid-murid Yesus dipenuhi dengan ketakutan dan kekhawatiran, dan mereka melupakan doa. Mereka terpencar-pencar untuk mencari keamanan dan masa depan yang masuk akal bagi kehidupan mereka. Meskipun mereka mengetahui tentang kerajaan sorga dari Yesus, mereka bahkan tidak bisa mengarahkan satu jiwa ataupun menyembuhkan satu orang yang sakit.

Tetapi ketika mereka sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan di sebuah ruangan di lantai atas, mereka dipenuhi Roh Kudus dan berbicara dengan bahasa lain. Kemudian, melalui kuasa Roh Kudus mereka mampu mengajarkan Injil sehingga sebelum masa 300 tahun berlalu, seluruh kekaisaran Roma berlutut di hadapan Yesus Kristus, dan sejarah gereja menceritakan kepada kita bahwa Injil telah disebarkan ke seluruh dunia.

Doa adalah satu-satunya cara agar orang-orang Kristen dapat berhubungan lebih dekat dengan Roh Kudus. Ketika kita berdoa terus menerus, kekuatan supernatural dari Roh Kudus akan turun atas kita. Jika kita tidak berbicara dalam bahasa Inggris, maka kita tidak akan bisa sepenuhnya berkomunikasi dengan orang yang hanya menguasai bahasa Inggris. Jadi, tanpa doa, orang Kristen tidak bisa dipenuhi oleh Roh Kudus dan juga tidak bisa mengetahui kekuatan dari sorga. Hanya Roh Kudus yang dapat mengarahkan kita agar lebih mengenal Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan. Roh Kuduslah yang menerangi kita sehingga kita mengerti akan kebenaran yang dari Allah, dan Roh Kuduslah yang membuat kita percaya kepada Tuhan.

Hari-hari ini, gereja-gereja Kristen di Korea sedang bertumbuh pesat dan orang-orang Kristen di seluruh dunia memperhatikannya dengan penuh minat. Gereja-gereja Kristen di Korea dimulai dengan doa yang sungguh-sungguh di Pyong Yang (terletak di Korea utara) dengan seorang pengurus gereja yang bernama Gil Sun Joo dari Gereja Jae Dae Jyun. Dan semua gereja terus bertumbuh secara menakjubkan. Masa depan gereja-gereja di Korea dapat dilihat karena sekarangpun orang-orang Kristen masih terus berdoa kepada Tuhan dalam doa pagi, doa sepanjang malam dan doa puasa.

Tanpa berdoa, kerajaan Tuhan tidak akan pernah bisa diperluas. Baik di Negara-negara Barat atau Timur, tidak ada kesaksian mengenai pekerjaan besar yang dilakukan Roh Kudus tanpa berdoa.

IV. Tuhan Menjawab Ketika Kita Berdoa
 
Firman Tuhan Mengajarkan Kita untuk Berdoa

"Berserulah kepadaKu, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui." (Yeremia 33: 3)

"Dan apa juga yang kamu minta dalam namaKu, Aku akan melakukannya supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak." (Yohanes 14: 13)
 
"Kamu tidak memperoleh apa-apa karena kamu tidak berdoa."
(Yakobus 4: 2)

Kutipan-kutipan ayat-ayat Alkitab di atas dengan jelas memberitahu kita bahwa kita akan menerima bila kita mencarinya. Alkitab menceritakan bahwa di suatu kota ada seorang hakim yang tidak takut kepada Tuhan maupun kepada manusia. Dan ada seorang janda di kota itu yang selalu datang kepada hakim tersebut dengan sebuah permohonan, "Belalah hakku terhadap lawanku." Beberapa kali hakim itu menolak permintaan sang janda, tetapi akhirnya ia berkata kepada dirinya sendiri, "Walaupun aku tidak takut akan 
Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku!" Dan Tuhan berkata: "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (Lukas 18: 7)

Kita harus belajar dari kegigihan janda ini. Jika kita hanya berdoa sekali dua kali lalu menyerah karena tidak mendapatkan jawaban dari Tuhan, mak a itu berarti kita tidak mengetahui arti doa yang sesungguhnya. Kita tidak bisa menerima jawaban dari Tuhan jika kita tidak rajin berdoa. Tetapi dengan rajin berdoa, kita akan menerima jawaban yang kita butuhkan.

Apakah anda mempunyai iman atau tidak dapat diketahui dari kesabaran anda. Walaupun anda berkata, "Ya, saya percaya", tetapi jika anda tidak sabar menunggu jawaban dari Tuhan, maka itu berarti anda memiliki iman yang belum dewasa.

Meskipun kita mungkin tidak dapat melihat apa-apa atau kita mungkin tidak dapat mendengar apa-apa, tetapi ketika kita berdoa kepada Tuhan, Ia akan melihat iman kita dan Ia akan memberkati kita dengan berkelimpahan.

Kapanpun saya pergi ke negara lain dan mengadakan Seminar Pertumbuhan Gereja, para pendetanya selalu bertanya, "Apa rahasia utama pertumbuhan Gereja Yoido Full Gospel?" Jawaban saya selalu sama, "Karena doa." Tidak ada rahasia lain untuk pertumbuhan gereja selain doa. Ketika orang-orang Kristen berdoa, pekerjaa n Roh Kudus akan bermanifestasi. Kekuatan jahat dihancurkan dan keadaan berubah.
Tugas paling dasar bagi seorang Kristen adalah berdoa. Kita harus berdoa di rumah. Kita harus berdoa di gereja. Kita harus berdoa bagi diri kita sendiri, bagi keluarga kita, bagi bangsa kita dan bagi misi dunia. Doa merupakan hak dan tanggung jawab terbesar bagi anak-anak Tuhan.

Tuhan memilih gereja Korea untuk pergi keluar dan memberitakan kerajaan sorga, bukan untuk tetap tinggal di dalam anugerahNya. Seluruh bangsa sedang mengalami kebangkitan sekarang ini, dan bangsa-bangsa itu memanggil kami agar datang dan membantu mereka seperti orang-orang Makedonia memanggil Paulus.
B578eberapa bulan yang lalu saya berangkat ke Sacramento untuk mengajarkan prinsip-prinsip pertumbuhan gereja kepada para pendeta di pagi hari dan mengajarkan Injil pada sore harinya. Orang-orang Kristen di sana ingin melihat kebangunan rohani di gereja mereka sama seperti di Korea. Saya percaya Tuhan mempunya i rencana terhadap gereja-gereja Korea untuk misi dunia. Tuhan akan menjawab doa kita yang terus menerus.

Ya, orang-orang Kristen mempunyai tanggung jawab untuk berdoa. Untuk mendapatkan kehidupan doa yang lebih dalam, kita perlu berdoa paling sedikit satu jam sehari. Apabila kita melakukannya, maka kita akan dipenuhi dengan Roh Kudus, kita akan melucuti setan dan senjatanya, dan kita akan menyentuh hati Tuhan. Kemanapun kita pergi, kita akan diberkati secara jasmani dan rohani.
Yesus Kristus selalu sama, baik kemarin, hari ini dan untuk selama-lamanya. Yesus Kristus yang tidak pernah berubah ini akan selalu menyelamatkan orang-orang, menyembuhkan yang sakit, mengusir setan dan mengubah keadaan bagi orang-orang Kristen yang berdoa.
Yesus Kristus sedang mencari orang-orang percaya yang sedang berdoa saat ini.
Sumber: Born to be Blessed

Air Mata adalah Bahan untuk Menenun Pelangi yang Terindah

Oleh: Kenia Oktavianie
Pagi ini saya terbangun karena suara seseorang menangis di kamar asrama saya. Sedikit kaget, karena tangisannya begitu kencang di pagi hari yang masih sangat sunyi. Selidik punya selidik, saya mengetahui penyebab ia menangis, ternyata salah satu keluarganya meninggal dunia.

Kejadian pagi ini membuat saya berpikir tentang air mata. Saya teringat pembicaraan saya beberapa hari yang lalu dengan seorang teman. Ia membagikan percakapannya dengan seorang ibu yang suaminya di rawat di rumah sakit karena stroke. Ibu ini menyampaikan pengamatannya selama ia menjaga suaminya berbulan-bulan di rumah sakit. Ia menemukan bahwa orang yang kebanyakan dirawat di rumah sakit karena penyakit stroke adalah seorang laki-laki. Lalu ibu ini membuat sebuah analisa yang menurut saya masuk akal.
Ya, kebudayaan kita menuntut laki-laki untuk tetap kuat dalam kondisi apapun. Jangan menangis kalau kamu benar-benar seorang laki-laki, mungkin kata-kata inilah yang sering kali kita dengar dari mulut orang tua. Hal ini membuat sebagian besar laki-laki yang hidup dalam pola didikan seperti ini bertumbuh menjadi pribadi yang memendam perasaan dan kesedihan. Akibatnya tingkat stress meningkat, dan timbul penyakit karena emosi yang tertahankan. Mungkin inilah yang menyebabkan wanita lebih kuat, mereka lebih bebas mengekspresikan perasaan mereka tanpa tekanan.

Hal ini membuat saya berpikir, sesungguhnya apa yang salah dengan air mata? Bukankah Allah menciptakan air mata untuk suatu tujuan? Dan benarkah ada perbedaan antara pria dan wanita dalam hal menangis? Apakah air mata mengindikasikan kelemahan?

Saya berusaha mencari beberapa penelitian ilmiah tentang air mata. Salah satu yang saya dapatkan adalah ini, "Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, mood seseorang akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24% protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata" (sr: indohot.org). Luar biasa bukan? Allah memang menciptakan air mata dengan sebuah tujuan!
Lalu apa yang salah dengan air mata? Apakah air mata mengindikasikan kelemahan?
Alkitab sendiri menyatakan dengan gamblang, pria-pria gagah perkasa yang menangis. Tengoklah Daud, prajurit hebat yang berhasil mengalahkan Goliat. Dia menangis. Bahkan di dalam Mazmur jelas menyebutkan, "Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku." Daud menangis, bahkan setiap malam.
Ayub menangis dalam kesengsaraannya, "mukaku merah karena menangis, dan bulu mataku ditudungi kelam pekat (Ayub 16:16). Petrus menangis karena menyadari ia telah berbuat dosa dengan mengkhianati Yesus. Yusuf menangis ketika ia bertemu kembali dengan saudara-saudaranya. Dan Yesus pun menangis (Yohanes 11:35).Ya, pria-pria itu menangis.

Lalu apa yang salah dengan tangisan dan air mata? Tidak ada bukan? Setiap orang berhak untuk menangis, tidak peduli gender, usia, atau jabatan sosial. Mengapa? Karena kita masih manusia. Bukankah tangisan adalah reaksi dari perasaan yang alami, sama halnya dengan tertawa? Bahkan Pengkotbah 7:3 mengatakan, "Bersedih lebih baik dari pada tertawa, karena muka muram membuat hati lega."
Air mata mengindikasikan kelemahan? Apa yang salah dengan itu? Bukankah setiap manusia memang lemah? Bukankah ini manusiawi? Air mata justru menunjukkan kerapuhan kita sebagai manusia yang terbatas dan kebutuhan kita akan Pribadi yang tidak terbatas.

Lagi pula bukankah segala sesuatu ada waktunya, "Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari (Pengkotbah 3:4). Berikanlah waktu pada kesedihan, jika memang itu yang sedang kamu alami. Tidak ada yang salah dengan itu, Allah menciptakannya untuk suatu tujuan yang mulia. Penyangkalan akan kesedihan, sesungguhnya malah membuat manusia jatuh ke dalam ketimpangan emosi yang lebih parah.
Ada penggalan kata-kata indah yang saya baca di buku karya Max Lucado,
Air mata melegakan otak yang panas,
seperti hujan pada awan-awan bermuatan listrik.
Air mata melepaskan kesengsaraan hati yang tak terpikulkan,
seperti luapan air yag mengurangi tekanan banjir pada bendungan
Air mata adalah bahan yang dibuat di surga untuk menenun pelangi yang terindah.

Pada akhirnya, Allah memang mengizinkan kita menangis, dan itu wajar karena kita masih manusia. Bahkan Ia mengahargainya. Namun sebagai seorang Kristen yang dewasa, alkitab mengatakan dalam 1 Tes 4:13b, "supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan." Dalam tangisan karena dukacita yang terdalam pun, ketahuilah bahwa pengharapan di dalam Allah tidak pernah berubah.

Pujilah Tuhan untuk setiap kesempatan untuk menangis. 
Pujilah Tuhan untuk setiap kesempatan berduka cita. 
Pujilah Tuhan untuk pengharapan yang Dia berikan.
Jadi, sedang ingin menangis? Lakukan saja! Tidak ada yang salah dengan itu :) Allah menghargainya.